728x90 AdSpace

  • Latest News

    09 April 2013

    Kesaksian Bapak Saijah

    Karya WS Rendra


    Ketika mereka bacok leherku,
    dan parang menghunjam ke tubuhku berulang kali,
    kemudian mereka rampas kerbauku,
    aku agak heran
    bahwa tubuhku mengucurkan darah.
    Sebetulnya sebelum mereka bunuh
    sudah lama aku mati.

    Hidup tanpa pilihan
    menjadi rakyat Sang Adipati
    bagaikan hidup tanpa kesadarana,
    sebab kesadaran dianggap tantangan kekuasaan.

    Hidup tanpa daya
    sebab daya ditindih ketakutan.
    Setiap hari seperti mati berulang kali.
    Setiap saat berharap menjadi semut
    agar bisa tidak kelihatan.

    Sekarang setelah mati
    baru aku menyadari
    bahwa ketakutan membantu penindasan,
    dan sikap tidak berdaya
    menyuburkan ketidakadilan.

    Aku sesali tatanan hidup
    yang mengurung rakyat sehingga tak berdaya.
    Meski tahu akan dihukum tanpa dosa,
    meski merasa akan dibunuh semena-mena,
    sampai saat badan meregang melepas nyawa,
    aku tak pernah mengangkat tangan
    untuk menangkis atau melawan.
    Pikiran dan batin
    tidak berani angkat suara
    karena tidak punya kata-kata.

    Baru sekarang setelah mati
    aku sadar ingin bicara
    memberikan kesaksian.

    O, gunung dan lembah tanah Jawa!
    Apakah kamu surga atau kuburan raya?
    O, tanah Jawa,
    bunda yang bunting senantiasa,
    ternyata para putramu
    tak mampu membelamu.

    O, kali yang membawa kesuburan,
    akhirnya samudera menampung air mata.
    panen yang berlimpah setiap tahun
    bukanlah rezeki petani yang menanamnya.

    O, para Adipati Tanah Jawa!
    Tatanan hidup yang kalian tegakkan
    ternyata menjadi tatanan kemandulan.
    Tatanan yang tak mampu mencerdaskan bangsa.
    Akhirnya kita dijajah oleh Belanda.
    Hidup tanpa pilihan
    adalah hidup penuh sesalam.
    Rasa putus asa
    menjadi bara dendam.
    Dendam yang tidak berdaya
    membusukkan kehidupan
    Apa yang seharusnya diucapkan
    tidak menemukan kata-kata.
    Apa yang seharusnya dilakukan
    tidak mendapat dorongannya.
    Kesaksian ini
    kesaksian orang mati
    yang terlambat diucapkan.
    Hendaknya ia menjadi batu nisan
    bagi mayatku yang dianggap hilang
    karena ditendang ke dalam jurang


    Depok, 17 Januari 1991

    • Blogger Comments
    • Facebook Comments

    0 komentar:

    Post a Comment

    Item Reviewed: Kesaksian Bapak Saijah Rating: 5 Reviewed By: mh ubaidilah
    Scroll to Top