728x90 AdSpace

  • Latest News

    01 January 2015

    Galeri Multatuli


    Membawa 20 eksemplar novel Max Havelaar ke Taman Baca Multatuli. Senin, 22 Maret 2010.

    Novel Max Havelaar edisi perdana di Indonesia. Penerjemah
     H.B. Jassin. Terbit tahun 1972 oleh Penerbit Djambatan.

     Max Havelaar (bahasa Inggris) terbitan Penguin Classics, 1987, terj. Roy Edwards. Introduction by R.P. Meijer.

    Novel Max Havelaar berbahasa Italia. Novel ini diterbitkan oleh penerbit IPERBOREA tahun 2007.

    Max Havelaar jilid pertama.

     Reading Group Max Havelaar Minggu Pertama, Selasa, 23 Maret 2010

    Reading Group Max Havelaar Minggu Kedua, Selasa, 30 Maret 2010
     Foto bersama peserta reading group Max Havelaar di Taman Baca Multatuli.

     Memasang salah satu foto Multatuli dibantu Jajat, Maman, dan Dedi Suarsana.

     Suasana santai saat diskusi di reading groups minggu keempat. Tampak peserta menikmati makanan ringan.

    Menjelang reading group minggu ketiga. Para peserta melihat foto-foto Multatuli sambil menunggu peserta yang lain tiba.

    Mang Amin menuntun kerbaunya. Seperti juga Saijah mereka sangat mencintai hewan peliharaannya.

     Anak-anak semangat membaca.

     Hayu, urang maca!; Monggo, baca!; Ayo, membaca!; Let's Read!

     Reading Group Minggu Keenam Novel Max Havelaar, Selasa, 27 April 2010

    Foto bersama seusai Reading Group Minggu Keenam di depan Taman Baca Multatuli, Ciseel, Sobang, Lebak, Banten.

    Foto bersama usai Reading Group Minggu Ketujuh, Jumat, 7 Mei 2010. Tampak Sigit Susanto yang ikut di Reading Groups Minggu Ketujuh ini.

     Suasana Reading Group Minggu Ketujuh Novel Max Havelaar, Jumat, 7 Mei 2010.

     Kehidupan di Ciseel, Pak Samanan sedang menumbuk kopi, anak-anak bermain layang-layang.

    Novel Max Havelaar yang dibaca saat Reading Group. Cetakan pertama tahun 2008 penerbit Narasi terjemahan Andi Tenri W.

     Novel Max Havelaar terbitan Djambatan cetakan kesembilan tahun 2005. Hasil terjemahan H.B. Jassin.

    Novel Max Havelaar of de koffievelingen der Nederlandsche Handel-Maatschappy. Penerbit AD. Donker/Rutterdam, Cetakan ke-16 tahun 1979 (berbahasa Belanda).

    Novel Max Havelaar oder Die Kaffeeversteigerungen der Niederlandischen Handelsgesellschaft. Berlin: Ullstein, Juni 1997 (berbahasa Jerman).

     Reading Group Max Havelaar Minggu Kedelapan, Selasa, 11 Mei 2010.


     Novel Max Havelaar terbitan Djambatan cetakan ketujuh tahun 1991. Hasil terjemahan H.B. Jassin.

    Dua orang ibu sedang mengolah kopi. Seorang sedang menumbuk dan seorang yang lain sedang menyaring agar mendapatkan kopi yang lebih halus. Kegiatan ini banyak berlangsung di kampung Ciseel tempat Taman Baca Multatuli berada.
     Buah Renungan karya Multatuli terjemahan Asrul Sani. Penerbit Pustaka Jaya, cetakan pertama tahun 1974.
    Saidjah Und Adinda terjemahan Hans Herrfurth, Ilustrasi Karl-Erich Muller. Penerbit Der Kinderbuchverlag, Berlin-DDR, Auflage 1988 (bahasa Jerman).
    Minebriefe terjemahan Martina den Hertog-Vogt. Penerbit Bruckner & Thunker Verlag Ag, Koln, September 1993 (bahasa Jerman)

     Saija terjemahan R.T.A. Sunarya cetakan kedua Januari 2003. Penerbit Kiblat Buku Utama (bahasa Sunda).
     Hikayat Lebak karya Rob Nieuwenhuys terjemahan Sitor Situmorang diterbitkan Pustaka Jaya, 1977
     Anak-anak sangat senang ketika bermain bersama Sigit Susanto yang berkunjung ke Taman Baca Multatuli, Jumat, 7 Mei 2010
     Foto Multatuli dilepas dari bungkusnya di Taman Baca Multatuli. Foto peringatan 150 tahun Max Havelaar.

    Caping Saijah. Ini adalah satu dari dua caping yang digunakan Saijah dalam novel Max Havelaar.
    Caping Saijah juga. Caping inilah yang dipelajari Saijah ketika tiba di Tangerang saat meninggalkan Badur menuju Batavia. Kisah Saijah dan Adinda ini terdapat dalam bab 17 Novel Max Havelaar karya Multatuli.


    Suasana Reading Groups Minggu Ke-9 Novel Max Havelaar, Selasa, 18 Mei 2010 di Taman Baca Multatuli.
    -->
    Suasana pagi di kampung Ciseel tempat Taman Baca Multatuli berada.

     
    Menikmati kopi dan teh Max Havelaar. Kopi dan teh Max Havelaar merupakan 2 dari sekian banyak produk yang menggunakan label Max Havelaar sebagai bentuk perdagangan yang adil (Fairtrade).

     
    Kopi dan teh merk Max Havelaar, kaca pembesar, lampu belajar, novel Max Havelaar berbagai edisi dan bahasa.

     
    Pengumuman kegiatan reading groups Max Havelaar di Taman Baca Multatuli, Ciseel, Sobang, Lebak, Banten. 

     
    Suasana Reading Groups Minggu Ke-10, Selasa, 26 Mei 2010 di Taman Baca Multatuli. 

     
    Reading Groups Minggu Ke-11 Novel Max Havelaar, Selasa, 1 Juni 2010 di Taman Baca Multatuli.


     
    Reading Groups Minggu ke-12, Selasa, 8 Juni 2010 diikuti sekitar 21 peserta. Di minggu ke-12 ini kami baru saja menyelesaikan bab 8. Bab ketika Havelaar berpidato di hadapan para pemimpin Lebak.

     
    Rombal atau ikat kepala berwarna biru tersebut yang digunakan oleh Saijah saat pergi ke Batavia. Sobekan kain biru tersebut yang diberikan kepada Adinda sebagai tanda mata sebelum mereka berpisah. Kisah tersebut ada di bab 17 novel Max Havelaar. 

     
     Rumah Multatuli. Bagian yang tersisa dari rumah Multatuli yang berlokasi di belakang RSUD dr. Adjidarmo Lebak ini hanyalah temboknya saja. Sementara bagian yang lainnya bukan berasal dari zaman Asisten Residen tersebut bertugas.

     
    Kerbau-kerbau sedang berkubang di sawah. Di sekitar Taman Baca Multatuli aktivitas menggembala kerbau masih banyak dilakukan. Kerbau merupakan harta bagi penduduk kampung. Seperti kisah ayah Saijah dalam novel Max Havelaar. 

     
    Membajak sawah. Para petani di sekitar Taman Baca Multatuli di kampung Ciseel menggunakan tenaga kerbau untuk membajak sawahnya.

     
    Jalan menuju Taman Baca Multatuli. Ini salah satu dari sekian tanjakan yang harus dilalui untuk menuju Taman Baca Multatuli. Di musim penghujan jalan menjadi licin dan berlubang.

     
    Reading Groups Max Havelaar Minggu ke-13, Selasa, 13 Juli 2010 di Taman Baca Multatuli Ciseel, Sobang, Lebak, Banten.
     
    Reading Groups Minggu ke-14, Selasa, 27 Juli 2010. Minggu ke-14 ini kami membaca bab 10 dari 20 bab di novel Max Havelaar karya Multatuli.

     
    Suasana Reading Groups Max Havelaar Minggu ke-15 Selasa, 3 Agustus 2010. Tampak sedang mengamati bab 11. 

     
     Dapur tradisional di Taman Baca Multatuli, Ciseel, Sobang, Lebak, Banten.

      
    Suasana reading groups minggu ke-16. Selasa, 24 Agustus 2010. Reading minggu ke-16 ini menyelesaikan bab 11 novel Max Havelaar karya Multatuli.

    Reading group minggu ke-17 hari Kamis, 1 September 2010. Reading group minggu ini tidak seperti biasanya Selasa. Kami membaca bab 12.

    Buka puasa bersama selepas reading group minggu ke-17 novel Max Havelaar. Ada Siti Alfiah, Pipih, Dede, Pendi, Sanadi, Aliyudin, juga aku.

    Reading group minggu ke-18, Selasa, 21 September 2010.

    Foto bersama di depan Taman Baca Multatuli sehabis reading group minggu ke-18.

    Unang terlihat bahagia saat reading group minggu ke-19 novel Max Havelaar, Selasa, 28 September 2010.

    Suasana reading group minggu ke-19 novel Max Havelaar.

    Suana reading group minggu ke-20 novel Max Havelaar, Selasa, 5 Oktober 2010.


    Sebuah lesung ikut menyemarakan suasana reading Max Havelaar. Dalam kisah Saijah dan Adinda ada lesung sebagai penanda. Adinda membuat garis pada lesung untuk menandai kedatangan Saijah.

    Berfoto selepas reading minggu ke-20. Tampak sebuah lesung di tengah-tengah peserta.

     Reading Group Max Havelaar Minggu ke-21 hari Selasa, 12 Oktober 2010.

     Reading Group Max Havelaar Minggu ke-23 Selasa, 26 Oktober 2010.


    Ini kampung Ciseel. Di kampung ini Taman Baca Multatuli Berada. Kampung Ciseel masuk wilayah Desa Sobang Kecamatan Sobang Kab. Lebak, Banten.

    Terlihat Sungai Ciminyak di samping jalan setapak menuju Kampung Ciseel.


    Cecep, salah seorang peserta RG Max Havelaar sedang mengisi buku kesan dan pesan mengikuti RG Max Havelaar.

    Kang Karna sedang memikul buah durian. Jika musim panen durian tiba. Durian dapat ditemukan banyak di Kampung Ciseel dan sekitarnya.

     Peserta RG Max Havelaar Minggu ke-24 hari Selasa, 2 November 2010

    Membaca Max Havelaar (Reading Group Max Havelaar). Tampak Ucu Sharnah sedang memegang buku kesan dan pesan mengikuti RG Max Havelaar, Selasa, 2 November 2010

    Menekuni novel Max Havelaar. Inilah para peserta RG Max Havelaar di Taman Baca Multatuli. Foto diambil saat RG max Havelaar memasuki minggu ke-25. Selasa, 9 November 2010

    Seusai membaca novel Max Havelaar. Kami berfoto bersama di depan Taman Baca Multatuli. Foto seusai RG Max Havelaar Selasa, 9 November 2010

    Pipih Suyati (kiri) dan Mariah (kanan) tampak khusuk membaca novel Max Havelaar saat RG minggu ke-25 Selasa, 9 November 2010

    Reading group Max Havelaar minggu ke-26. Hari Selasa tanggal 23 November 2010. Selasa ini kami menyelesaikan bab 15.

    Berbagi makanan seusai RG Max Havelaar.

    Novel Max Havelaar, bab 16 dibaca saat RG MH Minggu ke-27 hari Selasa, 30 November 2010.

    Seusai RG Max Havelaar minggu ke-27 kami berfoto bersama di depan Taman Baca Multatuli.

     Ada makanan kecil saat RG Max Havelaar. Ya, memang di setiap RG ada makanan kecil untuk para peserta. Kami akan memakannya seusai RG bersama-sama.

    Suasana RG Max Havelaar minggu ke-28, Rabu, 15 Desember 2010. Kami menyelesaikan bab 16.

      Foto bersama seusai RG minggu ke-28.

    Diskusi saat reading sangat seru. Peserta belajar bertanya tentang isi teks.

     Dari kiri ke kanan: Yani (memegang majalah), Nurdiyanta, Aliyudin, Ubaidilah Muchtar, Mariah, Pipih Suyati, dan Rohanah di depan spanduk Taman Baca Multatuli.

     Jalan Multatuli membelah kota Rangkasbitung.


     BRI Multatuli

    Apotek Multatuli di dekat stasiun kereta api Rangkasbitung.

    Aula Multatuli, nama gedung Pemerintah Kabupaten Lebak. 

    Klinik Multatuli berdampingan dengan Masjid Agung Lebak. Klinik ini terletak di depan RSUD Dr. Adjidarmo Lebak.

     Penujuk arah ke Kampung Parung Kujang. Kampungnya Demang Wiranata Kusumah. Demang jahat, perampok kerbau rakyat. Termasuk kerbau milik Saijah.

    Desa Badur, desanya Saijah dan Adinda dalam novel Max Havelaar karya Multatuli.

     Warga kampung Badur.

     Jalan menuju kampung Badur. Ini perempatan Badur.

     SDN Multatuli Rangkasbitung. Tampak depan.

     Fairtrade Max Havelaar. Logo Fairtrade Max Havelaar sebagai perdagangan yang adil. Max Havelaar kini dijadikan merek untuk perdagangan yang adil di eropa dan dunia.

     Cerita Saijah dan Adinda mulai dibaca ketika memasuki RG Minggu ke-29 hari Rabu, 22 Desember 2010.
    Peserta membaca dengan saksama cerita Saijah dan Adinda di RG Minggu ke-29.

    Topi tentara Vietnam. Selain 2 caping Saijah, di Taman Baca Multatuli juga ada topi hijau ini.

    Mencontohkan Saijah yang membawa hasil kerjanya dari Batavia. RG Max Havelaar minggu ke-30, Selasa, 4 Januari 2011

     Peserta RG Minggu ke-30 Max Havelaar, Selasa, 4 Januari 2011. Selasa ini kami membaca kisah Saijah saat pulang dari Batavia hingga di bawah pohon ketapang. Menunggu kekasihnya yang tak kunjung datang, Adinda.

     Ilustrasi Saijah di buku berbahasa Jerman.

     Menekuri kisah Saijah dan Adinda. Kisah penuh haru dan penindasan.

     Kang Syarif dan Pak Dadang ikut membantu menyiapkan makanan ringan untuk peserta RG Max Havelaar.

    Hidangan telah tersedia. Peserta RG masih semangat membaca Max Havelaar di minggu ke-30 ini.

     Memperlihatkan peta Cilangkahan. Rute Saijah saat menyusul Adinda ke Lampung. Suasana RG Minggu ke-31 novel Max Havelaar. Selasa, 11 Januari 2011

     Memeragakan saat Saijah mengambil tanah di sekitar reruntuhan bekas rumah Adinda.

     Menghitung jumlah goresan yang dibuat Adinda. Saijah berjanji akan datang jika sudah tiga kali dua belas bulan. Namun Adinda baru menyelesaikan dua puluh tiga tanda.

    Peserta RG Minggu ke-31, Selasa, 11 Januari 2011

    Di tengah mereka tampak lesung menemani. Selasa ini peserta RG akan belajar menulis catatan harian selepas RG.

     Reading Group Minggu ke-32 Max Havelaar. Selasa, 18 Januari 2010. Selasa ini kami membaca serangan Havelaar kepada Adipati Karta Natanegara dan Demang Wiranata Kusumah yang jahat. Kami membaca bab 18. Kami menemukan surat Havelaar untuk Residen agar menangkap para penjahat dan orang-orang yang akan menghalangi. 

     Peserta laki-laki dekat pintu di minggu ke-32 ini. Selasa, 18 Januari 2011.

     Peserta laki-laki dekat rak buku di minggu ke-32 ini. Selasa, 18 Januari 2011. Kami membaca bab 18 Max Havelaar.

    Musim padi menguning siap dipanen di kampung Cigaclung yang bertetangga dengan kampung Ciseel, tempat Taman Baca Multatuli berada.

    Beberapa peserta RG Max Havelaar berpose dengan latar foto Multatuli. Selasa, 25 Januari 2011.

     Suasana Reading Group minggu ke-33 Max Havelaar di Taman Baca Multatuli, Selasa, 25 Januari 2011. Kami menyelesaikan membaca bab ketika Havelaar mulai memperkarakan Adipati Karta Natanagara dan Wiranatakusumah yang menyalahgunakan kekuasaan.

     Kiri-kanan: Mariah, Aliyudin, Pipih Suyati, dan Nurdiyanta di depan rak buku di Taman Baca Multatuli.

     Tekun menyimak di RG Max Havelaar Selasa, 1 Februari 2011. Ini pertemuan ke-34 kalinya. Kami membaca bab 19. Ketika Residen Banten, Slymering mendatangi Havelaar di Lebak dan memaksa dia untuk menarik tuduhannya atas Adipati Karta Natanagara. Ternyata diketahui bahwa Residen Banten sebenarnya bersekongkol dengan Adipati untuk menghancurkan Havelaar. Havelaar tentu saja menolak permintaan tersebut.

    Suryati dan peserta RG Max Havelaar di pertemuan ke-34.

     Seusai RG minggu ke-34 kami menikmati makanan kecil.

     Foto bersama seusai RG minggu ke-34 dengan latar spanduk Taman Baca Multatuli.

    Radi dan Jana di depan rak buku tampak sedang memeriksa novel Max Havelaar sebelum RG Max Havelaar minggu ke-35 hari Selasa, 8 Februari 2011.

     
     Peserta RG Max Havelaar di minggu ke-35 sedang bersiap untuk membaca.

    RG minggu ke-35 Max Havelaar hari Selasa, 8 Februari 2011. Kami membaca bab 20. Ketika Havelaar menerima sepucuk surat dari Gubernur Jenderal di Bogor tertanggal 23 Maret 1856 yang isinya memaksa Havelaar untuk keluar dari jabatannya sebagai Asisten Residen Lebak karena dianggap tidak cakap menjalankan pemerintahan. Havelaar lantas menulis surat untuk pengawas Verbrugge yang isinya mengatakan bahwa dia sudah dibebastugaskan dari Lebak namun dia belum mendapatkan tugas untuk menyerahkan administrasi kepada Verbrugge. Duclari dan Verbrugge yang menadapat kabar tersebut sontak marah dan terharu.

     Peserta meluber ke luar ruangan Reading Group minggu ke-35 Max Havelaar di Taman Baca Multatuli.

    Peserta menikmati santap ringan seusai RG Max Havelaar.

    Memperlihatkan buku Saija berbahasa Sunda kepada peserta RG Max Havelaar.




     Menikmati kue seusai RG Max Havelaar minggu ke-35 hari Selasa, 8 Februari 2011.

     RG Max Havelaar minggu ke-36 hari Senin, 14 Februari 2011. Membaca dua surat Havelaar. Surat pendek untuk Gubernur Jenderal sebagai permohonan pemecatan Havelaar dari melayani pemerintah dan sebuah surat panjang untuk Verbrugge, Pengawas Lebak. Lalu Havelaar, Tina-istrinya, dan Max Kecil pergi meninggalkan Lebak dengan perpisahan yang mengharukan sebab banyak rakyat Lebak yang memberikan penghormatan di sepanjang jalan dalam kerumunan yang besar. Havelaar menuju Serang.

     Menyimak pembacaan di suasana RG minggu ke-36 Max Havelaar

    Peserta RG di depan rak buku Max Havelaar.

    Mendengarkan penjelasan saat RG minggu ke-36 Max Havelaar.

    Peserta di dekat pintu berbagi bacaan Max Havelaar di Taman Baca Multatuli.

    Bersantai seusai RG Max Havelaar dengan menikmati hidangan.

    Diskusi santai seusai Reading Group Max Havelaar.

    Ada pembagian susu sachet seusai RG Max Havelaar di minggu ke-36 di Taman Baca Multatuli.

    Menulis kesan dan pesan selama mengikuti Reading Group Max Havelaar.

    Foto bersama di depan plang bertuliskan: TAMAN BACA MULTATULI dengan tulisan kecil di bawahnya yang menunjukkan alamat blog ini.

     Ini suasana Reading Group Max Havelaar minggu terakhir. Kami membaca penghabisan bab 20 Max Havelaar. Ketika Multatuli mengakat pena dan Stern serta Batavus digantikan. Kami membaca bagian ketika Multatuli mengemukakan tujuan ia menulis Max Havelaar. Reading Group minggu ke-37 ini dilaksanakan hari Senin, 21 Februari 2011. Keesokan harinya kami memulai RG Saija dalam Bahasa Sunda. Kami menutup RG Max Havelaar ini dengan makan bersama di depan Taman Baca Multatuli. Max Havelaar dibaca sebelas bulan, sejak 23 Maret tahun lalu. 

    Peserta Reading Group minggu ke-37 Max Havelaar yang dilaksanakan hari Senin, 21 Februari 2011. 

     Peserta RG minggu terakhir Max Havelaar di depan rak di Taman Baca Multatuli.

    Kami membaca saat Multatuli mengangkat pena dan Stern serta Batavus digantikan.

    Inilah minggu terakhir RG Max Havelaar di tahun pertama. Mulai tanggal 23 Maret 2010 dan berakhir 21 Februari 2011.

    "HAPPY ENDING, khatam Max Havelaar, makan ayam goreng bersama di alas daun pisang. Terasa nikmat dan menyenangkan. Apalagi langsung dengan tangan telanjang. Selamat." begitu komentar Mas Sigit Susanto di jejaring sosial facebook ketika melihat foto ini.

     "Apa yang bakal dikata Multatuli memandang semua ini ....? dari aku sih: mantap! malah terbit liur hendak makan bersuap begini pula ... cuman sulit cari daun pisangnya .... inilah... generasi anyar Saijah & Adinda abad ke-XXI...." Demikian bunyi komentar Mas Ben Abel yang ada di facebook melihat kegiatan ini.

    "Segeeerrr... pengen gabung hehehe akhirnya tuntas, selamat!!" terima kasih untuk Mbak Esther Mahanani--pemandu RG Hemmingway, The Old Man And The Sea di Pondok Maos Guyub di Kendal--dengan komentar tersebut. 

     Senang sekali sebab dapat memulai kegiatan Reading Group Novelet Saijah berbahasa Sunda. Reading Group Saijah perdana, Selasa, 22 Februari 2011.

     Menikmati biskuit selepas RG Novelet Saijah perdana.

     Membagikan buku tulis kepada peserta RG Saijah. Buku tulis ini digunakan untuk program menulis catatan harian. Taman Baca Multatuli melaksanakan kegiatan menulis catatan harian untuk anak-anak sejak akhir Desember 2010.

     Suasana RG Saijah Bahasa Sunda di Taman Baca Multatuli.

    Menyimak kisah pemuda Saijah yang tragis. Di Reading Group Saijah Perdana, Selasa, 22 Februari 2011. 

     Memeragakan bagaimana Bapak Saijah dipukul dengan rotan oleh polisi karena tidak membawa surat izin ke luar Lebak saat hendak ke Bogor. Kisah ini dibaca di Reading Group Minggu ke-2 Novelet Saijah. Selasa, 1 Maret 2011.
     Membaca kisah sedih Saijah dan Adinda karya Multatuli dalam bahasa Sunda yang diterjemahkan oleh R.T.A Sunarya tahun 1932.

     Foto bersama di depan spanduk Taman Baca Multatuli selepas RG Saijah minggu ke-2.

     Membaca bersama novelet Saijah berbahasa Sunda di RG Saijah pertemuan kedua, Selasa, 1 Maret 2011.

     Kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak yang wilayah paling ujungnya terletak di Kecamatan Sobang Kab. Lebak tempat Taman Baca Multatuli berada.

     Membajak sebagai warisan nenek moyang Saijah. Masih bisa disaksikan di sekitar wilayah Taman Baca Multatuli berada.

     Suasana Reading Group Minggu ke-3 Novelet Saijah bahasa Sunda hari Selasa, 8 Maret 2011.

     Menyimak kisah Saijah yang akan berpisah dengan kekasihnya Adinda selama tiga kali dua belas bulan.
    Saijah hendak menjadi pegawai bendi di Batavia. Sedang Adinda menunggu di Badur.

     Memeragakan ketika Saijah meminta Adinda membuat tanda di lesung untuk kepergian Saijah selama tiga kali dua belas bulan.

     Lesung di antara peserta Reading Group Novelet Saijah.

     Peserta yang lain di depan rak buku.

     Foto bersama di dalam Taman Baca Multatuli.

     Baling-baling bambu banyak ditemukan di sekitar Taman Baca Multatuli selepas masa panen.

    Jalan menuju Taman Baca Multatuli dengan latar pegunungan.

     Ini Reading Group Minggu ke-4 Novelet Saijah hari Selasa, 15 Maret 2011.

     Reading minggu ke-4 ini dipandu oleh Pipih Suyati dan Aliyudin. 

     Pipih dan Aliyudin yang akan memandu dua pertemuan (minggu ke-4 dan 5).


     Minggu ke-4 ini tiba pada kisah perjalanan Saijah menuju ke Batavia dengan segala angan-angan dan harapannya. 

     Saijah berharap mendapatkan cukup dana untuk membeli dua ekor kerbau untuk bekal pernikahannya dengan Adinda. 

     Menikmati makanan kecil seusai RG Saijah minggu ke-4.

     Pipih di antara para peserta.

     Berbagi makanan dengan sesama peserta.

     Berfoto dengan peserta. 

    Aliyudin di antara para peserta RG Saijah Minggu ke-4 di Taman Baca Multatuli. 

     Reading Group minggu ke-5 novelet Saijah bahasa Sunda, Selasa, 22 Maret 2011. 

     RG minggu ke-5 Saijah kali ini juga dipandu oleh Pipih Suyati dan Aliyudin. 

     RG Saijah minggu ke-5 ini sampai pada kisah Saijah sebagai pelayan di Batavia dan kepulangannya ke Badur dengan penuh harapan akan pertemuannya dengan Adinda yang ditinggalkannya tiga kali dua belas bulan lamanya. Adinda akan menemuinya di bawah pohon ketapang seperti yang dijanjikannya.

     Menikmati makanan kecil seusai RG minggu ke-5 novelet Saijah bahasa Sunda, Selasa, 22 Maret 2011.

     Foto bersama di depan spanduk Taman Baca Multatuli seusai RG minggu ke-5 novelet Saijah bahasa Sunda, Selasa, 22 Maret 2011.

     Foto bersama di bawah plang Taman Baca Multatuli seusai RG minggu ke-5 novelet Saijah bahasa Sunda, Selasa, 22 Maret 2011.

     Ini novelet Saijah berbahasa Sunda. Foto seusai RG Minggu ke-6, Selasa, 29 Maret 2011.

     Hujan mengguyur Ciseel sebelum RG dilaksanakan.

     Suasana RG Minggu ke-6 di Taman Baca Multatuli.

     Reading Group Minggu ke-6 Novelet Saijah Bahasa Sunda pada Selasa, 29 Maret 2011. Saijah dengan penuh sabar menanti Adinda di ujung desa di hutan Jati di bawah pohon ketapang. Adinda tidak juga terlihat. Saijah gusar tidak kepalang. Nyanyian demi nyanyian penantian telah dilantunkannya. Namun Adinda tidak juga terlihat berjalan dari Badur ke pohon ketapang. Saijah berlari bagai rusa yang terluka. Berlari ke Desa Badur, tempat kekasihnya tinggal. Apakah Adinda ada di sana? 

     Peserta terkecil ikut mendengarkan.

     Masih peserta terkecil di RG Minggu Saijah ke-6, Selasa, 29 Maret 2011.

     Reading Group Minggu ke-6 Novelet Saijah Bahasa Sunda pada Selasa, 29 Maret 2011.

    Cecep di RG Saijah Bahasa Sunda minggu ke-7 

     Reading Group Novelet Saijah minggu terakhir (ke-7), Selasa, 12 April 2011

     Peserta RG Novelet Saijah minggu ke-7 (tamat), Selasa, 12 April 2011.

     Peserta dan novelet Saijah bahasa Sunda hasil terjemahan RTA Sunarya tahun 1932.

     Foto kegiatan Reading Group Minggu 1 Tahun II Max Havelaar. Selasa, 31 Mei 2011 dengan 31 peserta. Kami membaca  Bab pertama Max Havelaar.

     Foto kegiatan Reading Group Minggu 1 Tahun II Max Havelaar. Selasa, 31 Mei 2011 dengan 31 peserta. Kami membaca  Bab pertama Max Havelaar.

     Foto kegiatan Reading Group Minggu 1 Tahun II Max Havelaar. Selasa, 31 Mei 2011 dengan 31 peserta. Kami membaca  Bab pertama Max Havelaar.

     Foto kegiatan Reading Group Minggu 1 Tahun II Max Havelaar. Selasa, 31 Mei 2011 dengan 31 peserta. Kami membaca  Bab pertama Max Havelaar.

     Foto kegiatan Reading Group Minggu 1 Tahun II Max Havelaar. Selasa, 31 Mei 2011 dengan 31 peserta. Kami membaca  Bab pertama Max Havelaar.

     Suasana Reading Group Minggu ke-2 Tahun II novel Max Havelaar di Taman Baca Multatuli. Kegiatan ini dilaksanakan hari Selasa, 7 Juni 2011. Kami membaca sampai di halaman 19 Max Havelaar.

     Maria Eleanora dari Italia hadir di minggu ke-2 ini mengikuti Reading Group Max Havelaar. Beliau bekerja di Tagore Institut di Santiniketan, Bengal, India.

     Suasana pembacaan Max Havelaar minggu ke-2 tahun II. Selasa, 7 Juni 2011.

     Peserta RG Max Havelaar minggu ke-2 Tahun II. Peserta yang hadir 35 orang.

     Foto bersama dengan Maria Eleanora dan Carlo Laurenti, peserta RG Max Havelaar dari Italia.

     Di minggu ke-2 ini juga kedatangan tamu dari DAAITV. Mas Widodo (bertopi) sedang berbincang dengan Bapak Carlo Laurenti.

     Maria Eleanora sedang menulis duduk di atas lesung. Selepas mengikuti RG Max Havelaar. Selasa (07/06/2011).

     Sebelum RG Max Havelaar minggu ke-3 Tahun II. Selasa, 14 Juni 2011.

     Suasana RG Max Havelaar, Selasa, 14 Juni 2011. Peserta yang hadir 31 anak. Kami membaca hingga halaman 26 dari halaman 19.

     Pembacaan kata-kata dalam Max Havelaar yang menginspirasi di tengah-tengah Reading Group.

     Berdiskusi menjelaskan kata demi kata dalam Max Havelaar.

     Khusyu menyimak penjelasan saat RG Max Havelaar minggu ke-3 tahun II.

     Suasana selepas RG minggu ke-3 tahun II. Max Havelaar.

     Foto bersama di depan spanduk Taman Baca Multatuli. Selasa (14/06/2011).

    • Blogger Comments
    • Facebook Comments

    0 komentar:

    Post a Comment

    Item Reviewed: Galeri Multatuli Rating: 5 Reviewed By: mh ubaidilah
    Scroll to Top