Catatan Nurdiyanta
[Kelas IX SMPN Satap 3 Sobang, 15 tahun]
Sabtu, 14 Mei 2011
05.00 Bangun tidur
Pagi sekali dan di luar rumah pun masih keadaan sepi saya bangun tidur lalu pergi ke masjid untuk shalat subuh bersama teman-teman saya. Setelah shalat subuh saya mulai jogging di alun-alun sendirina. Setelah beberapa menit lamanya lalu saya pulang untuk minum air putih karena sudah kebiasaan saya.
06.00-07.00 Yoga di pinggir kali
Setelah saya minum, lalu saya berkumpul bersama teman untuk ikutan yoga bareng Mas Sigit Susanto. Ternyata yoganya di pinggir kali di Cipari. Saya dan teman-teman serta guru-guru pun berangkat sambil gembiranya. Setelah sekitar 30 menit lamanya, yoga pun dimulai. Kami semuanya yoga bareng Pak Sigit. Ada yang di bawah ada yang di atas semuanya pada yoga. Setelah yoga kami mendengarkan nasihat-nasihat dari Pak Sigit lalu dibubarkan untuk pulang ke rumah masing-masing.
07.00-08.00 Sarapan pagi
Setelah yoga saya langsung mandi lalu ganti baju dan siap-siap. Sebelum berangkat saya sarapan dengan seadanya hanya nasi putih dan garam agar tidak mabuk lalu airnya teh pahit. Setelah itu pamit pada ibu lalu bergabung dengan teman-teman dan ikut mendata kartu peserta di Taman Baca Multatuli.
08.00-08.30 Perjalanan menuju Cangkeuteuk
Dalam perjalanan menuju Cangkeuteuk saya dan teman-teman mulai berangkat dan bergembira karena akan menyusuri jejak Multatuli. Kami semua sudah pada berangkat karena keasyikan maka ternyata masih banyak orang yang tertinggal di belakang. Sampai di pinggir sungai di Cangkeuteuk kami semua berhenti karena aneh mobilnya tidak ada dan menunggu yang lainnya. Setelah beberapa menit, ada yang kasih tahu bahwa mobilnya ternyata di Cengal karena tidak bisa turun ke Cangkeuteuk. Kami pun berangkat lagi sampai Cengal dan ternyata benar. Mobilnya juga “Colt Diesel” bak terbuka. Di sana kami disambut oleh Mbak Endah dan Mas Kurnia Efendi yang sudah lama menunggu. Setelah beberapa menit yang lain pun datang. Ada Pak Ubaidilah, Mas Husni, Mas Ervin, Mas Tommas, Mbak Esther, Mbak Leni, Mbah Jamali, Mas Sigit, Mas Daurie, Mbak Ita, Mas Adi Toha, dan Bunda Linda. Semua sudah datang lalu pemberangkatan dimulai.
08.30-10.30 Menuju Rangkasbitung, Banten
Dalam perjalanan, mobil melaju kencang kadang pelan-pelan. Di atas mobil semuanya hiruk-pikuk dan tertawa pun ada. Setelah beberapa menit lamanya, kami hampir nyampe di Pasar Ciminyak ada yang belanja dan ada yang diam saja. Setelah beberapa menit lamanya pemberangkatan pun dimulai. Sampai di Sajira semua yang berangkat dibagi dua mobilnya. Mobil kijang. Setelah beberapa menit kami pun berangkat lagi. Sampai di tengah jalan Kopi kami dicegat Pak Polisi yang bernama Sadimun. Apa yang mereka lakukan? Ternyata mereka melarang pakai mobil barang membawa manusia. Tapi Pak Ubaidilah jujur, kami adalah anak-anak yang ingin ke Rangkas menyusuri jejak Multatuli dan mereka pun mengizinkannya. Setelah beberapa menit sampai di Rangkasbitung kami masuk di gerbang Aula Multatuli. Di sana kami istirahat sambil makan sebelum jalan-jalan.
10.30-13.00 Menyusuri Multatuli
Setelah makan bersama kami menyusuri Aula Multatuli sampai Jalan Multatuli, dan Alun-alun Multatuli. Di Alun-alun Multatuli kami sempat melihat anak-anak TK yang bermain. Terus ke rumah sakit Multatuli dr. Ajidarmo di tengah jalan kami menyeberang karena mau ke rumah sakit. Sampai di rumah Multatuli kami melihat gedung ternyata keadaan rumah Multauli tak terawatt dan kotor. Aku pun melihat ke dalam rumah tersebut. Ternyata rumah Multatuli ini dijadikan gudang. Setelah itu kami semuanya menuju ke Sungai Ciujung. Di perjalanan semua melihat gedung yang ada nama Multatuli: ada klinik Multatuli, rutan atau rumah tahanan Multatuli, SMPN 4 Rangkasbitung Multatuli, Apotek Multatuli, Masjid Al Araf, SDN Multatuli, Jalan Multatuli. Tiba di SDN Kompleks Multatuli, Pak Ubaidilah berwawancara dengan kepala sekolah yang bernama Jaya Sunjaya. Dia bilang katang sekolah tersebut ada lima SDN Multatuli Ciujung Barat dan SDN 4 Cimuhara.
Setelah dari SDN Multatuli kami berjalan lagi. Kami melihat gedung yang memiliki nama Multatuli ada BRI, Kantor Kas Multatuli, klinik umum, apotek Multatuli di Jl. Tirtayasa No. 30, dan SMAN 1 Lebak, dan Polres Lebak. Setelah itu kami langsung ke perpustakaan Saijah dan Adinda. Di sana kami berhenti sejenak sambil makan makanan ringan. Setelah beberapa menit lamanya persiapan pulang dimulai. Kami semua kembali ke Aula Multatuli namun berhenti sebentar karena hujan begitu derasnya. Sampai di Aula Multauli aku dan teman-teman diantar Pak Ubai ke toilet karena aku tidak tahan pengen pipis dan di toilet kami antrian karena kamarnya ada dua, yang terakhir aku dan Pupuh. Setelah itu aku dan teman-teman naik mobil karena mau pulang. Di atas mobil aku berkenalan dengan ayahnya Vito. Namanya Pak Nasir. Katanya dia orang Serpong mau ke Ciseel. Senang banget banyak orang mengunjungi Ciseel Multatuli.
Dalam perjalanan kami semuanya keadaan baik tapi cuacanya mendung sebentar lagi mau hujan. Setelah beberapa menit lamanya, kalau gak salah tiga jam kami semua baru sampai di Ciminyak. Berhenti dulu di sana mungkin sudah menunjukkan jam 4 sore. Dan ada orang yang mau ikut yang bernama Mbak Indri, terus Pak Rahardi, dan Pak Wahyu. Mereka pendatang baru tapi tidak tahu alamatnya.
Setelah beberapa menit kami melanjutkan pulang ke Ciseel menuju Cikadi. Dalam perjalanan kami sempat takut kehujanan dan kabut pun mulai menutupi jalan dan sampai beberapa menit lamanya. Kami semua baru sampai di Rasamala dan mulai turun. Pas turun dari mobil hujan pun turun begitu lebatnya. Aku pun terpaksa pelan-pelan jalannya. Biarpun kebasahan tetapi asyik. Sampai di Kampung Cikadu aku mengajak Mas Ervin untuk cepat menyeberangi sungai karena takut airnya besar. Lalu setelah itu aku menjemput yang lainnya dan yang terakhir itu Pak Nasir dan Mbak Indri. Kami semuanya selamat karena airnya kecil karena aku sempat menolong. Ada Oji, Pepen, dll.
Sampai di pinggir sungai Cikadu kami menolong Mbak Indri yang lagi kesusahan berjalan dan sampai di tanjakan pekuburan Ciseel. Mbak Indri naik motor karena dipaksa. Karena di sana ada Pak Ubai, Kang Sarip, Kang Buhadi, dll. Dan Alhamdulillah semuanya selamat. Sampai di Kampung Ciseel aku langsung mandi. Semua pakaian kebasahan. Setelah itu makan. Lalu tidur. Tapi di luar ada acara loh aku ketinggalan.
Minggu, 15 Mei 2011
05.15-06.00 Bangun tidur
Pagi sekali yang amat dingin aku bangun tidur karena mau ke Baduy. Lalu mandi karena kesiangan. Tapi aku gak ikut yoga karena ketinggalan. Aku pun langsung mengganti pakaian. Sarapan pun buru-buru karena takut ketinggalan. Pas anak-anak reading group Multatuli berangkat ke Cikadu aku baru saja mempersiapkan bekal untuk ke Baduy.
07.00-08.15 Perjalanan Menuju Rasamala
Di perjalanan saya berbarengan dengan Pak Ubaidilah, Pak Usman, Mbak Endah Sulwesi, dan Pak Kurnia Effendi. Sampai di Cikadu kami semua menyeberangi sungai bersama rekan-rekan lainnya. Di sana kami berfoto bareng. Setelah itu berangkat lagi. Aku sempat menolong Mbak Endah yang tidak bisa berjalan di tempat menurun. Bahkan kami sempat ngobrol sampai dia naik motor. Lalu aku juga menolong Mbak Ita Siregar yang katanya tidak bisa naik ke jalan berbukit. Sampai beberapa menit ada motor menjemput mereka. Semuanya naik motor kecuali aku dan Pak Usman berjalan sambil lari sampai di lapangan Rasamala. Semua sudah berkumpul di lapangan.
08.30-10.30 Menuju Baduy
Dalam perjalanan semuanya baik-baik saja dan sampai di Ciminyak. Dan ternyata di Ciminyak ramai sekali ternyata ada acara pernikahan. Lalu kami pun berhenti karena guru-gurunya mau belanja. Aku juga sempat belanja di Indomaret. Setelah itu perjalanan menuju Baduy dimulai lagi. Ternyata jalannya menuju ke Cisimeut. Aku baru tahu rasanya, jalannya kadang mulus kadang banyak berbatu. Kami melewati Bojongmanik, Cirinten, dll.
Setelah perjalanan menempuh 2,5 jam sampailah semua di Cijahe. Semua tampak kelelahan. Dan kami di sebuah rumah istirahat juga sambil makan siang. Setelah makan semuanya berangkat menuju Cikeusik yang ternyata lumaya jauhnya.
10.30-11.00 Menuju Cikeusik
Melalui jembatan bambu yang dibuat sederhana, kami semuanya menyeberang jembatan tersebut. Karena kami akan ke Cikeusik yang katanya jauh dan mendaki. Terus sampai semuanya kelelahan. Ternyata Kampung Cikeusik itu menyenangkan. Bahkan air Ciujungnya pun begitu dingin dan sejuk. Rasanya aku pengen mandi kalau masih ada waktu. Setelah beberapa menit kami semuanya baru sampai di Cikeusik yang bangunan rumahnya begitu tinggi dan kokoh. Kami juga menemukan tempat padi yang disebut leuit. Juga ada orang sana sedang menumbuk padi dan oh lesungnya panjang. Di sana ada wartawan sedang berwawancara dengan Bapak Narpah. Setelah sekian lamanya kami di sana semua orang khususnya yang reading Multatuli disuruh berkumpul dan dinyatakan untuk cepat ke Baduy Cibeo. Tapi mendadak hujan turun begitu derasnya. Kami pun menemukan gubuk lalu semuanya berteduh di sana untuk sejenak. Setelah hujan reda semuanya berkumpul untuk berangkat ke Cibeo. Tapi banyak yang protes tidak mau ke Cibeo karena jauh dan sudah sore. Dan semuanya setuju untuk pulang. Lalu kami semua berangkat tuk pulang. Setelah beberapa menit dalam pulang ternyata jalannya jeblok (becek). Tapi semuanya merasa senang dan puas menikmatinya.
03.00-06.15 Pulang
Dalam perjalanan pulang semuanya baik-baik saja meskipun sore itu cuacanya hangat. Aku naik mobil yang paling gede dan tinggi. Aku duduk bergandengan dengan temanku Maman. Di atas mobil oh rasanya aku mau muntah karena jalannya jelek. Bahkan kami pun sering terantuk ke pinggir mobil. Karena merasa mual aku minta tolong memijit pundakku kepada Maman. Lalu dia memijitnya oh ternyata sembuh mualnya.
Sekitar dua jam lamanya kami semua sudah sampai di Ciminyak. Semua berhenti karena ada yang mau pulang ke kotanya masing-masing, yaitu orang Jakarta ada Mbak Endah, Bu Linda, Mbak Ita, Mas Kurnia, Pak Nasir, Vito terus siapa lagi sih. Aku gak kenal semuanya. Saat Mbak Endah pamit aku merasa terharu karena mereka mau pulang. Dia kupeluk sebentar. Dan Pak Nasir yang selalu mengobrol hangat saat aku kenalan dengan dia juga pamit sama aku bahkan dia mengucapkan banyak terima kasih sama aku. Karena dia masih ingat sama aku. Juga Mbak Indri dia memberikan senyuman yang manis dan dia juga mengucapkan terima kasih. Dan aku bilang sama Mbak Endah, “Jangan lupakan Ciseel yang tak terlalu indah dan jangan lupakan aku.” Bahkan dia menjawab, “Insya Allah dan sampai jumpa!”
Kami pun berangkat untuk pulang. Mobilnya melaju dan berlalu meninggalkan Pasar Ciminyak. Aku melambaikan tangan pada Mbak Endah, Mbak Indri, Bu Linda, Pak Nasir. Kalau aku tidak malu sama teman-teman aku pengennya nangis karena merasakan kangen pada mereka. Semoga suatu saat kita berjumpa dan bertemu. Semoga jadi kenangan.
Setelah beberapa menit perjalanan pulang kami semuanya baru sampai di Rasamala. Lumayan sudah gelap dan setelah perjalanan menuju Cikadu ternyata sudah lewat maghrib. Kami sempat berjalan bareng Pak Erlang dan Bu Ade. Sampai di Cilulumpang. Mereka naik motor. Lalu kami berbarengan dengan teman-teman tapi Pak Ubai dengan rekan-rekan masih di belakang. Setelah beberapa menit kami semuanya sampai di Ciseel yang begitu gelap tapi ramai banyak orang yang ingin menonton film Max Havelaar.
Lalu sampai di rumah aku menangis. Ibu serta kakak perempuan aku keheranan kenapa aku menangis. Terus aku katakan dengan jujur tidak malu bahwa aku kangen dengan kawan-kawan Pak Ubai yang baru saja pulang. Setelah itu aku bisa berhenti menangis. Lalu aku mandi setelah mandi aku ganti baju, lalu makan, dan lalu pergi ke panggung untuk menyaksikan acara. Sampai sekarang juga aku kangen padanya. Aku pengen mengirim surat tuk Mbak Endah dan Mbak Esther. The End. Good Bye.
:')
ReplyDelete