728x90 AdSpace

  • Latest News

    29 June 2011

    LIHATLAH BAJING

    Karya Multatuli
    “Lihatlah bagaimana bajing mencari makanan untuk dirinya di pohon kelapa.
    Dia memanjat, turun, dengan cepat bergerak ke kiri dan kanan,
    Dia mengelilingi pohon, melompat, jatuh, berdiri dan jatuh lagi:
    Dia tidak punya sayap, namun melayang seperti seekor burung.
    Kebahagiaan untukmu, bajingku, semoga kebahagiaan jatuh kepadamu!
    Kau pasti menemukan makanan yang kau cari…
    Namun aku duduk sendiri di hutan jati,
    Menanti makanan hatiku
    Sudah lama perut bajingku terisi…
    Sudah lama dia kembali dengan tenang ke sarangnya…
    Tapi selama itu jiwaku,
    dan hatiku dengan pahit bersedih… Adinda!”
    “Lihatlah bagaimana kupu-kupu terbang mondar-mandir.
    Sayap mungilnya berkilau seperti burung yang terlalu banyak di cat.
    Hati kecilnya menyukai bunga-bunga kenari:
    Jelas dia mencari wewangian yang paling dia sukai!
    Kebahagiaan untukmu, kupu-kupuku, semoga kebahagiaan jatuh kepadamu!
    Kau pasti menemukan apa yang kau cari…
    Tapi aku masih duduk sendiri di hutan jati,
    Menanti kesukaan hatiku
    Lama sudah berlalu sejak kupu-kupu itu mencium
    bunga kenari yang begitu dia puja…
    Tapi selama itu jiwaku,
    dan hatiku dengan pahit bersedih… Adinda!”
    “Lihatlah bagaimana matahari berkilau nun jauh di sana:
    Tinggi, tinggi di atas bukit pohon-pohon waringin!
    Dia merasa begitu hangat, dia akan tenggelam,
    Untuk tidur di dalam laut, seperti lengan seorang pasangan.
    Kebahagiaan untukmu, Oh matahariku, semoga kebahagiaan jatuh kepadamu!
    Apa yang kau cari pasti akan kau temukan…
    Tapi aku duduk sendiri di hutan jati,
    Menanti peristirahatan hatiku
    Akan lama matahari tenggelam, dan tidur di dalam laut,
    ketika segalanya menjadi gelap…
    Dan selama itu jiwaku,
    dan hatiku akan dengan pahit bersedih… Adinda!”
    “Ketika kupu-kupu tidak lagi terbang mondar-mandir,
    ketika bintang-bintang tidak lagi berkedip,
    ketika melati tidak lagi mewangi,
    ketika tidak ada lagi hati yang sedih,
    maupun hewan liar di hutan…
    ketika matahari akan menghilang dari jalannya,
    dan rembulan lupa di mana letak timur dan barat…
    jika kemudian adinda masih tidak datang,
    maka malaikat dengan sayap menyilaukan akan
    turun ke bumi, mencari apa yang ada di baliknya.
    Maka tubuhku akan terbaring di sini, di bawah ketapang…
    Jiwaku dengan pahit bersedih… Adinda!”
    “Kemudian tubuhku akan dilihat oleh malaikat itu.
    Dia akan menunjukkan ke saudaranya, dan berkata:
    “Lihat di sana ada pria yang baru saja meninggal dan terlupakan!
    Mulutnya yang dingin, kaku mencium bunga melati.
    Ayo, mari kita angkat dan bawa dia ke surga,
    dia, yang menanti Adinda hingga mati.
    Jelas dia tidak bisa ditinggalkan di sini,
    yang hatinya begitu berani untuk mencintai sedalam itu!”
    Maka sekali lagi mulutku yang kaku, dingin terbuka
    memanggil Adinda, cinta hatiku…
    Sekali lagi, sekali lagi aku akan mencium melati
    yang dia berikan padaku… Adinda…Adinda!”
    • Blogger Comments
    • Facebook Comments

    0 komentar:

    Post a Comment

    Item Reviewed: LIHATLAH BAJING Rating: 5 Reviewed By: mh ubaidilah
    Scroll to Top