Ubaidilah Muchtar (saya lebih akrab menyebutnya Ubai) pengasuh Taman Baca Multatuli di Kampung Ciseel meraih penghargaan Nugra Jasadarma Pustakaloka 2014 dari Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (23/10/2014). Anugerah itu diterimanya sebagai penghargaan dari pemerintah kepada masyarakat yang berperan aktif dalam pengembangan perpustakaan dan gemar membaca di daerah.
Taman baca yang berada nun jauh di pelosok Kampung Ciseel, Kabupaten Lebak, Banten, itu didirikan bersamaan dengan diangkatnya Ubai sebagai guru sipil di sana. Taman baca yang menggunakan nama pena penulis novel Max Havelaar (Eduard Douwes Dekker) itu kini semakin dicintai masyarakat setempat.
Saya mengenal Ubai sejak kuliah di kampus Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) pada tahun 2003. Ia adalah senior yang supel dan rendah hati kepada dan senang membimbing junior-juniornya. Ia juga pekerja keras dan rinci dalam apa saja yang ia kerjakan. Kepada saya ia selalu menganjurkan supaya rajin membaca buku.
Di jaman Gedung Pentagon dulu, Ubai adalah sosok yang paling rajin mengabadikan momen dan berbagai hal yang ia temukan dalam jurnal hariannya, seperti saya pernah membaca kumpulan jurnal harian dan puisinya—yang ia buat secara stensilan—dari perpustakan Himpunan Bahasa Dan Sastra Indonesia (Hima Satrasia) UPI. Mulai dari karakter orang-orang yang “nyantri”sampai tulisan di dinding wc gedung itu ia tulis secara rinci di jurnal hariannya.
Di akhir tahun 2004, saya dan kawan-kawan di Pentagon menerima kabar duka. Ayahanda Ubai meninggal dunia (tepatnya pada 9/12/2004) di Pamanukan, Subang, kampung halamannya. Tanggal itu saya ingat, karena bertepatan juga dengan pertandingan Piala Tiger 2004 antara Indonesia vs Singapura yang berakhir dengan skor 0-0. Pada hari itulah untuk pertama kalinya saya mengunjungi rumahnya dalam rangka melayat.
Lima tahun kemudian, tapatnya pada 10 November 2009, Ubai mendirikan Taman Baca Multatuli. Taman baca itu berada di kaki Gunung Halimun Salak, sebuah daerah yang belum terjamah modernitas. Di taman baca itu anak-anak membaca novel Max Havelaar karya Multatuli secara pelan-pelan dan rutin. Mereka membaca bersama dalam bentuk reading group.
Pembacaan novel Max Havelaar menjadi satu dari banyak kegiatan yang dilakukan di Taman Baca Multatuli. Selain membaca Max Havelaar anak-anak juga membaca novelet Saija (bahasa Sunda), menulis catatan harian, bermain drama Saijah dan Adinda, menyusuri jejak Multatuli di Rangkasbitung, pergi ke Badui, dan kegiatan dalam rangka memperingati kalahiran novel Max Havelaar dengan tajuk Ciseel Day.
Pada kegiatan Ciseel Day ditampilkan atraksi kesenian rakyat, pencak silat, pembacaan puisi, tarian dan nyanyian rakyat, menulis catatan perjalanan, dan kegiatan lainnya. Terakhir Ciseel Day yang diselenggarakan pada 7-8 Juni 2014, sekaligus memperingat 154 tahun Multatuli.
Selamat kepada Ubai atas penghargaan Nugra Jasadarma Pustakaloka 2014, semoga Taman Baca Multatuli semakin berkembang, dan menjadi cahaya literasi bagi masyarakat di Ciseel.
Bravo Ubai! Bravo Taman Baca Multatuli![]
Sumber foto: Dokumentasi Ubaidilah Muchar
Posted on
Catatan Yopi Setia Umbara
Sumber: http://www.buruan.co/ubai-meraih-nugra-jasadarma-pustakaloka-2014/
0 komentar:
Post a Comment