"Ya, manusia tidak bisa diharapkan untuk mengingat segalanya!"
(Max Havelaar, Bab 14, h. 243)
Rabu, 26 September 2012, anak-anak bergotong-royong mengepel, menyapu, mengangkut novel, tikar, sapu, kain lap, kain pel. Dipandu Sumyati dan bersama membersihkan "Rumah Multatuli", sebelum reading group dimulai. Ini foto RG ke-48 Tahun II Max Havelaar (26/9).
Pesertanya banyak. Jika tak salah hitung ada 36. Masih di Bab 14. Membaca dari halaman 239-243. Berkisah tentang si Pamaga yang dituduh mencoba melakukan pembunuhan terhadap Sutan Salim dan Pengawas Natal. Si Pamaga mencoba melakukan pembunuhan dengan menggunakan Sewah.
Senjata tradisional para penduduk Natal, seperti keris di Jawa. Sewah semacam golok bengkok dengan pegangan yang sangat kecil. Kami membaca di bangunan yang belum berpintu dan berkaca, di bangunan Taman Baca Multatuli di tengah Kampung Ciseel.
26 December 2012
- Blogger Comments
- Facebook Comments
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment