728x90 AdSpace

  • Latest News

    13 September 2013

    Bertemu Pecinta Buku Di Pekalongan



    Pesawat Garuda GA 244 melayang di atas kota Jakarta menuju Semarang, Jawa Tengah. Pesawat menuju Semarang terbang dengan menyisakan ketidaknyamanan. Pesawat menerjang rerimbunan awan dan bergerak naik di atas kota Jakarta. Deru mesin memenuhi ruangan. Memekakkan telingaku. Namun ini sebab aku tidak biasa. Bagi yang terbiasa, ini bukan lagi persoalan.

    Pesawat yang aku dan Mas Andy F Noya tumpangi itu mendarat pukul 20.30 WIB. Kamis, 29 Agustus 2013. Kami berniat mengunjungi kota batik, Pekalongan. Kami akan berada di sana selama dua hari, hingga Jumat malam, 30 Agustus 2013.

    Tahun 2010 lalu, aku sempat mampir ke Pekalongan. Waktu itu aku bersama dengan beberapa kawan mengunjungi Taman Baca Jala Pustaka di Kedungwuni. Selama tiga hari di Pekalongan mengadakan berbagai kegiatan sastra, di antaranya Sepeda Sastra, Diskusi Sastra, Sulap, Kesenian, Menulis Catatan Perjalanan, dan Penampilan anak-anak dari Taman Baca Jala Pustaka.

    Kali ini, aku datang kembali namun tidak ke Kabupaten Pekalongan melainkan ke Kota Pekalongan. Aku diajak Mas Andy untuk mengisi acara Duta Baca Indonesia Bersama Andy F Noya di kota batik tersebut. Kami akan bertemu dengan para pecinta buku di Pekalongan. Kami juga akan bertemu dengan banyak pahlawan pegiat minat baca di Pekalongan. Acara Duta Baca Indonesia ini terselenggara oleh Perpustakaan Nasional bekerja sama dengan Perpustakaan Kota Pekalongan dan Pemerintah Kota Pekalongan. Acara dihelat, Jumat, 30 Agustus 2013 di GOR Jatayu, Pekalongan.

    Di bandar udara Ahmad Yani, Semarang aku dan Mas Andy F Noya serta beberapa penumpang menunggu mobil jemputan yang akan membawa ke beberapa tempat di Jawa Tengah. Mobil berwarna hitam dengan plat nomor merah akhirnya membawa kami ke barat melewati Kendal dan Batang menuju Pekalongan.

    Sepanjang perjalanan Mas Andy tidak berhenti bercerita. Banyak cerita lucu yang membuat kami tertawa. Pak Ulin mengendalikan mobil. Di samping Pak Ulin, duduk Pak Egi. Pak Egi merupakan pegawai di Perpustakaan Kota Pekalongan. Tujuan Mas Andy bercerita yaitu menjaga agar Pak Ulin, sopir yang mengangkut kami tidak mengantuk. Perjalanan sempat tersendat sebab di beberapa bagian jalan menjelang keluar dari Semarang sedang dalam perbaikan. Selepas Alas Roban mobil melaju kencang. Tengah malam kami tiba di Pekalongan. Aku dan Mas Andy menginap di Horison Pekalongan.

    Bangun pagi, aku menatap genting-genting rumah lewat jendela kaca. Ketika aku keluar, ternyata di seberang tempat kami menginap ada stasiun. Pekalongan asri dan tenang. Pagi belum banyak orang beraktivitas. Tampak hanya beberapa saja sedang duduk di depan stasiun. Abang becak duduk-duduk di atas becaknya. Becak di Pekalongan lebih lebar daripada becak yang kuketahui selama ini. Tentu saja akan jauh lebih banyak muatan yang dapat terangkut.

    Kusaksikan ada nama jalan yang unik di depan stasiun. Nama jalan itu Jalan Bahagia. Ah, luar biasa!

    Pak Ali Sadikin, Ketua Harian Kick Andy Foundation menjemput kami pukul 07.30 WIB. Kami menuju Perpustakaan Kota Pekalongan. Kami menaiki mobil yang dikemudikan Pak Eko. Perpustakaan Pekalongan tertata dengan rapi. Ibu Maryati dan beberapa petugas perpustakaan datang menjemput. Tampak beberapa siswa sedang membaca. Perpustakaan bercat putih ini bersatu dengan kantor arsip daerah. Makanya dinamakan KPAD (Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah). Perpustakaan menempati lantai satu. Sementara di lantai dua digunakan untuk arsip.

    Ketika memasuki bangunan perpustakaan, pengunjung akan bertemu dengan meja resepsionis yang mewah. Di sana siap menunggu, beberapa petugas dengan senyum ramah. Di sebelah kanan terdapat komputer untuk mengisi daftar hadir secara online. Di sebelah kiri terdapat rak transparan yang terbuat dari kaca untuk menyimpan tas.

    Selepas meja resepsionis, pengunjung dapat membawa buku dan membaca di meja panjang di sebelah kanan. Di dekat meja terdapat deretan rak buku yang disusun berdasarkan jenisnya. Sedangkan jika hendak menggunakan internet berjalanlah ke samping kiri. Di dekat fasilitas internet, terdapat komputer untuk mereka yang tunanetra. Bagi orang tua yang memiliki anak kecil disediakan fasilitas tersendiri. Ya, anak-anak dapat pula membaca sambil bermain. Di perpustakaan ini terdapat ruang baca untuk anak-anak. Ruang baca untuk anak-anak ini ditata dengan sangat apik dengan dinding kaca dan hiasan mengisi sebagian besar dindingnya.

    Selepas dari Perpustakaan Nasional, kami menuju Gelanggang Olah Raga (GOR) Jatayu. Tiba di tempat acara Duta Baca Indonesia, kami tidak langsung memasuki tempat. Pak Ali Sadikin meminta kami untuk tinggal sebentar di mobil. Di dalam ruangan acara baru dimulai. Acara dibuka dengan menyanyikan lagu “Indonesia Raya”. Pidato dari Bapak Wali Kota Pekalongan berisi pemaparan program taman baca di setiap RW kudengar mengisi acara kemudian.

    Menurut Pak Walikota, Bapak M Basyir Ahmad, saat ini di Kota Pekalongan sudah terdapat taman baca di 260 dari 360 RW yang ada. Pendirian taman baca di tingkat Rukun Warga ini ditujukan agar buku dapat langsung dibaca oleh warga. Wali kota pekalongan juga mengharapkan agar setiap sekolah memanfaatkan perpustakaan secara maksimal.

    Pukul 09.00 WIB pembawa acara, Ibu Utami memanggil Duta Baca Indonesia, Mas Andy F Noya untuk memasuki tempat. Peserta yang terdiri dari siswa, guru, pengelola perpustakaan sekolah, pengelola perpustakaan umum, dan pegawai pemerintah Kota Pekalongan yang berjumlah 1.000 orang memberikan tepuk tangan. Kehadiran Duta Baca Indonesia disambut dengan riuh. Sebagian peserta tampak mendekat dan meminta untuk berfoto.

    Sebelum acara dimulai, Duta Baca Indonesia mendapatkan pengalungan kain batik dari salah satu siswa. Dengan selendang batik di leher, Mas Andy F Noya menyapa hadirin yang memenuhi GOR Jatayu, Pekalongan. Pertanyaan pertama yang keluar, yaitu siapa yang membawa buku yang sedang dibaca ke tempat acara. Beberapa peserta tampak mengangkat tangan. Mas Andy F Noya lalu menghampiri peserta dan bertanya buku apa yang sedang dibaca dan apa isinya. Tak lupa kemudian ia memberikan buku kepada peserta tersebut. Beberapa peserta mendapatkan buku. Mas Andy F Noya tampak senang sebab beberapa peserta membawa buku. Tak ketinggalan juga terdapat siswa yang membawa buku.

    Lima orang siswa mendapat kesempatan mendapatkan buku dari Mas Andy F Noya. Tentu saja sebelumnya ditanya tentang buku yang sedang dibaca oleh para siswa tersebut. Tampak beberapa siswa sangat lancar menjawab pertanyaan. Bahkan seringkali diselingi oleh canda dari Mas Andy F Noya yang membuat peserta tertawa. Kebahagian menyelimuti GOR Jatayu, Jumat pagi itu.

    Berpuluh buku sudah dibagikan. Mas Andy F Noya lalu bercerita tentang seorang anak muda yang membuka taman baca di daerah terpencil di Kabupaten Lebak, Banten. Ia adalah Ubaidilah Muchtar, pengelola Taman Baca Multatuli. Setelah memperkenalkan Ubai, Mas Andy F Noya lalu mengajak peserta untuk menyaksikan film dokumenter tayangan program acara Kick Andy Hope yang memuat profil Taman Baca Multatuli.

    Tampak peserta menikmati tayangan film tersebut. Tayangan tersebut bercerita tentang Ubaidilah Muchtar yang membuat taman baca di daerah Lebak, Banten. Tepatnya di Kampung Ciseel, Desa Sobang, Kec. Sobang, Kab. Lebak, Provonsi Banten. Kampung Ciseel ini berada di wilayah hutan Taman Nasional Gunung Halimun Salak. Akses menuju ke sana sangatlah sukar. Perjalanan mendebarkan dialami oleh Mas Andy F Noya yang harus menaiki sepeda motor dengan jalur terjal berbatu. Di samping jalan terdapat jurang yang dalam juga tebing cadas.

    Acara pemutaran film berakhir dan dilanjutkan dengan dialog interaktif. Pertanyaan yang dilontarkan kepada narasumber seputar pengelolaan taman baca dan bagaimana meningkatkan minat baca. Taman Baca Multatuli sebelumnya menumpang di rumah Pak RT selama 3 tahun. Dan pada tahun 2012 memiliki bangunan sendiri. Beberapa kegiatan yang dilakukan di Taman Baca Multatuli di antaranya, reading group Max Havelaar, reading group Saija, bermain drama dengan kerbau sungguhan, acara tahunan memperingati terbitnya Max Havelaar, dan menerbitkan buku kumpulan catatan anak-anak.

    Tidak lupa juga pertanyaan seputar pemilihan nama Multatuli untuk taman baca yang didirikannya. Sebelum bertanya tentang mengapa memilih nama Multatuli kepada Ubai, Mas Andy F Noya bertanya kepada peserta. Dan seorang ibu guru yang mengajar di SD menjawab dengan benar siapa itu Multatuli. Menurutnya, Multatuli adalah nama lain dari Eduard Douwes Dekker. Ia orang Belanda yang membelot dan lebih mencintai rakyat Indonesia. Multatuli menulis novel Max Havelaar. Berisi kisah pengalamannya selama di Lebak. Multatuli merupakan contoh orang Belanda yang mencintai rakyat Indonesia.

    Selanjutnya, pertanyaan tentang bagaimana mengelola taman baca. Menurut Ubaidilah Muchtar, taman baca bukanlah gudang buku, bukan pula museum. Di taman baca perlu ada kegiatan yang rutin dilaksanakan. Selain itu perlu juga ada kegiatan yang sifatnya memancing kraetivitas anak-anak. Menumbuhkan minat baca harus dimulai dari sejak dini. Anak-anak harus dikenalkan dengan bacaan. Salah satu caranya dapat dengan membacakan cerita kepada anak.

    Kegiatan reading group adalah salah satu kegiatan menumbuhkan minat baca kepada anak-anak. Kegiatan reading group seperti mengaji di surau. Reading group Max Havelaar untuk pertama kali tamat selama 11 bulan. Dan pembacaan kali kedua tamat dalam waktu 2 tahun 3 bulan. Membaca pelan-pelan setiap minggu yang terprogram membuat anak-anak memiliki jadwal tetap mengikuti kegiatan membaca. Tentu saja di waktu yang lain mereka juga perlu diperkenalkan dengan bacaan yang lainnya.

    Di sela dialog, Mas Andy F Noya juga mengajak peserta untuk merenungkan apa cita-cita yang ingin diraih. Caranya dengan berpikir tentang cita-cita tersebut dan membayangkannya selama 2-3 detik lalu ucapkan kata-kata hikmah yang dipopulerkan oleh Ahmad Fuady pengarang novel Negeri 5 Menara. Kata-kata tersebut, yaitu “Man Jadda Wajada” (Siapa yang bersungguh-sunggu, pasti berhasil!). Peserta dipandu oleh Mas Andy F Noya melakukan hal tersebut dan mengulangi kata-kata hikmat tersebut sebanyak tiga kali.

    Selepas dialog, Mas Andy F Noya menghadirkan seorang siswi SMAN 2 Pekalongan yang berasal dari Pakpak, Papua. Siswi tersebut mengatakan bahwa ia dan sekitar 500 anak lainnya dari Papua dikirim ke Jawa untuk belajar. Ia lalu menyanyikan sebuah lagu yang sangat indah tentang pentingnya kebersamaan di antara penduduk nusantara ini.

    Mas Andy F Noya lalu memutarkan sebuah film dari program Kick Andy yang digawanginya. Kali ini tentang pentingnya buku. Bagaimana buku dapat membawa Gayatri (siswi SMA di Ambon dari keluarga sederhana) yang dapat menguasai 13 bahasa. Film tersebut membuat peserta takjub dengan kemampuan komunikasi Gayatri. Gayatri yang belajar secara mandiri dari buku dapat menguasai berbagai bahasa dan mengantarkannya menjadi duta anak di tingkat internasional. Selain itu, Gayatri juga banyak mengisi waktunya dengan kegiatan yang baik, seperti bermain teater.

    Buku jendela dunia. Buku sahabat yang tak pernah marah. Buku sumber informasi. Buku gudang ilmu. Semua itu perlu disampaikan kepada masyarakat. Tingkatkan minat baca. Ayo, semangat!

    Kegiatan Duta Baca Indonesia Bersama Andy F Noya pun berakhir pukul 11.30 WIB. Acara diakhiri dengan pembagian buku kepada sejumlah peserta. Selanjutnya acara disambung dengan pembagian bola kepada beberapa klub sepak bola yang berada di sekitar Pekalongan, Kendal, Batang, dan Pemalang. Sebanyak 9 klub mendapatkan masing-masing 20 buah bola. Kegiatan ini dilakukan oleh Kick Andy Foundation bekerja sama dengan klub sepak bola di Inggris, Manchester United dalam program “Sejuta Bola untuk Anak Indonesia”.

    Semoga makin banyak yang mencintai dunia buku. Makin banyak yang membaca. Makin banyak yang berbagi untuk sesama. Salam baca.

    (Ubaidilah Muchtar, Pemandu reading group Max Havelaar di Taman Baca Multatuli)
            
    • Blogger Comments
    • Facebook Comments

    0 komentar:

    Post a Comment

    Item Reviewed: Bertemu Pecinta Buku Di Pekalongan Rating: 5 Reviewed By: mh ubaidilah
    Scroll to Top