Kawan Multatuli yang baik!
Saya senang kembali bertemu dengan kawan-kawan. Saya ingin menyampaikan kabar bahwa 10 November 2013 ini tepat empat tahun Taman Baca Multatuli. Saya mengunjungi kawan-kawan saat ini dengan tujuan untuk menyampaikan kabar gembira. Saya yakin kawan-kawan dalam keadaan tenteram dan saya ingin menggunakan kebaikan kawan-kawan, dengan tujuan untuk mengungkapkan kabar gembira ini.
Empat tahun waktu yang sebentar. Rasanya baru saja dimulai. Baru empat hari yang lalu. Padahal sudah empat tahun. Ya, empat tahun! Empat tahun sejak pertama kali membawa kotak plastik berisi beberapa buku dan majalah untuk anak-anak Ciseel. Empat tahun sejak pertama kali meminta dibuatkan sebuah rak kayu. Rak kayu yang akhirnya selesai dibuat oleh Pak RT Sarip. Pak RT yang kemudian rumahnya digunakan sebagai tempat berkumpul anak-anak Ciseel.
Saya tidak dapat memberikan banyak keterangan tentang rumah yang pertama kami tinggali ini, dan juga tentang Pak RT Sarip yang rumahnya kami kontrak, tapi itu bukan alasan saya tidak menjelaskannya lebih jauh yang berkenaan dengan empat tahun Taman Baca Multatuli.
Karena sudah menjadi kewajiban saya untuk berucap terima kasih atas segala bantuan dan semangat yang diberikan Pak RT selama ini. Saya memutuskan untuk mengabarkan satu hal saja di empat tahun Taman Baca Multatuli ini, saya ingin mengabarkan sesuatu yang, saya yakin, dapat menjadi kebahagiaan saya juga kawan-kawan. Apa itu? Ya, reading group.
Reading group! Sejak pertama kali berdiri aktivitas ini yang menjadi bagian dari Taman Baca Multatuli. Mungkin tidak sejak pertama sebenarnya sebab reading group baru dimulai empat bulan setelah pertama kali kedatangan buku ke Ciseel. Namun reading group yang membuat Taman Baca Multatuli dapat hadir hingga saat ini, salah satunya.
Pembacaan Pertama
Reading group Max Havelaar pertama kali dilaksanakan hari Selasa, 23 Maret 2010 dengan 17 peserta. Di pertemuan pertama itu ada Rohanah, Anisah, Siti Nurhalimah, Pendi, Pepen, Coni, Sumi, Pipih Suyati, Siti Alfiah, Nurdiyanta, Mano Hidayat, Aliyudin, Sujatna, Sanadi, Fahruroji, Dedi Kala, dan Maman S.
Di pertemuan pertama tidak ada satu pun yang menggunakan istilah reading group. Tentu, belum melekat di telinga anak-anak. Atau mungkin istilahnya yang belum disampaikan. Semua anak-anak dalam kesan dan pesan di buku merah menulis dengan ungkapan, membaca. Perhatikan tulisan kesan dan pesan mereka.
Rohanah menulis, “Rajin-rajin belajar membaca!”. “Teman-teman, ayo, kita membaca buku cerita,” tulis Anisah. Sementara Siti Nurhalimah menulis, “Baca Multatuli, yuk!” Pendi mengingatkan temannya agar jangan bercanda, “teman-teman jangan bercanda, dong!”. Lain lagi Pepen dan Coni, mereka mengingatkan agar menjaga buku. Siti Alfiah, Pipih, dan Sumi hampir senada mengajak untuk membaca, “Teman-teman, jangan lupa membaca di Taman Baca Multatuli!”
Istilah reading group baru muncul pertama kali di pertemuan ketiga, Selasa, 6 April 2010. Aliyudin menulis, “Teman-teman jangan lupa ya kalau hari Selasa ke Taman Baca Multatuli ikutan reading Grofs.” Reading Grofs yang dimaksud tentunya, reading group. Sementara judul novel mulai terlihat di pertemuan keempat. Dedi Kala yang pertema kali menulis Max Havelaar. Dedi Kala menulis Max Havelaar dengan kurang ‘a’ di kata Havelaar. Berikut kesan dan pesan yang ditulis Dedi Kala, “Teman-teman jangan lupa baca buku Max Havelar. Dan baca bukunya jangan sambil ribut karena kalaw baca buku cerita dengan ribut nanti tida nyaman tau.”
Melaju ke pertemuan kedua. Pertemuan kedua dilaksanakan hari Selasa, 30 Maret 2010 dengan 10 peserta. Di buku catatan kesan dan pesan mengikuti reading group terdapat nama-nama: Anisah, Maman, Dedi Kala, Siti Alfiah, Siti Nurajijah, Mariah, Sumi, Pipih Suyati, Adien, dan DH. Rahman. Selanjutnya pertemuan ketiga hari Selasa, 6 April 2010 dengan 8 peserta. Pertemuan keempat, 12 April 2010 dengan 11 peserta. Hingga ke pertemuan ke-37.
Pertemuan ke-37 adalah pertemuan terakhir pembacaan pertama. Di buku catatan kesan dan pesan reading group tertulis: Senin, 21 Februari 2011. Tercatat ada 32 peserta yang mengisi buku merah ini. Ketiga puluh dua anak yang mengisi di buku merah, yaitu: Elis, Rukanah, Sadah Padilah, Ucu Suhernah, Mariam, Herti, Oom, Suryati, Suarsih, Suha, Dedi Kala, Herman, Irman, Tomi, Yani, Dede, Ano, Sujatna, Unang, Sumyati, Samnah, Azis, Cecep, Sanadi, Radi, Mariah, Aliyudin, Siti Nurajijah, Pipih Suyati, Nuraenun, Rohanah, dan Nuraeni.
Saya pilihkan tiga kesan dari Pipih Suyati, Aliyudin, dan Nuraenun. Pipih Suyati menulis, “Pada hari Senin tgl 21.02.2011 yaitu terakhir kami reading Multatuli. Selama beberapa bulan kami membaca Multatuli, akhirnya selesai juga pada hari Senin ini.” Sementara Aliyudin menuliskan kesannya seperti ini, “Di akhir cerita Max Havelaar ngomong bahwa Max Havelaar itu adalah Multatuli. Kata Max Havelaar, ‘Ya, saya Multatuli (yang telah banyak menunjukan) mengangkat pena!’. Dan di akhir atau menyelesaikan dan namatkan saya dan teman-teman bersama Pak Ubai di Taman Baca Multatuli kami makan bersama”. Bagaimana kesan Nuraenun. Ini dia kesannya, “Teman-teman, reading Multatuli akhirnya selesai juga ya.”
Kawan Multatuli yang baik!
Selama pembacaan pertama ini ada beberapa kawan yang ikut serta. Ada Mas Sigit Susanto yang ikut reading Max Havelaar di pertemuan ketujuh. Pertemuan ketujuh dilaksanakan hari Jumat, 7 Mei 2010. Juga ada Mas Suyo Wibowo dan Mas Pram yang ikut reading Max Havelaar di pertemuan ke-12 hari Selasa, 8 Juni 2010.
Pembacaan Kedua
Kawan Multatuli yang baik!
Sebelum melanjutkan reading group Max Havelaar, saya ingin berbagi tentang reading group novelet Saija. Novelet Saija bahasa Sunda. Sehari setelah menamatkan Max Havelaar untuk pertama kali, reading group Saija dimulai. Selasa, 22 Februari 2011 dengan 19 peserta. Di dalam catatan tertera nama-nama: Cecep, Radi, Mariah, Suhendar, Unang, Herman, Sujana, Sadah Padilah, Rukanah, Elah Hayati, Ucu Suhernah, Mamay, Mariam, Suarsih, Nuraeni, Suryati, Oom, Suha, dan Pipih Suyati.
Saya sampaikan untuk Anda pembaca tiga kesan dari Radi, Sadah, dan Suryati di pertemuan perdana reading group novelet Saija bahasa Sunda. Ini dia kesan mereka. Radi menulis, “Teman-teman, kita kan sudah tamat Max Havelaar. Kita tinggal akan membahas SAIJAH.” Sedangkan Sadah memberikan kesannya seperti berikut, “Teman-teman, yuk…… reading tentang Saijah…. Bahasa Sunda seru dan asyik loh..!” Sementara Suryati menulis, “Hai teman-teman, mau ikut reading Saijah. Tapi sekarang kembali dari awal membacanya. Soalnya novel Multatuli sudah selesai.”
Reading group Saija pembacaan pertama ditamatkan dalam tujuh kali pertemuan. Mulai membaca 22 Februari dan tamat 12 April 2011. Di pertemuan ketujuh yang mengisi buku merah ada 21 peserta. Pipih menulis, “Alhamdulillah, akhirnya selesai juga cerita Saija Adinda.”
Hingga saat ini pembacaan Saija sudah mengulang untuk yang keempat kali. Pembacaan pertama 22 Februari -12 April 2011. Pembacaan kedua, 19 Januari-2 Oktober 2012. Sepuluh pertemuan. Pembacaan ketiga dimulai pada 8 November 2012 dan tamat 30 Mei 2013 dengan sebelas pertemuan. Saat ini sedang membaca yang keempat kali dimulai sejak 5 September 2013.
Baik, kita melaju reading group Max Havelaar kali kedua. Reading Group Max Havelaar pembacaan kedua dimulai Selasa, 31 Mei 2011. Pertemuan perdana pembacaan kedua yang mengisi buku merah tercatat ada 21 peserta. Kedua puluh satu peserta tersebut, yaitu Nuraenun, Sujana, Radi, Irman, Oom, Unang, Rukanah, Sadah, Suarsih, Suha, Elah Hayati, Sangsang, Asep, Ano Sumarna, Yani, Sanadi, Sujatna, Mariah, Rohanah, Nurdiyanta, dan Aliyudin.
Yani menulis di buku merah, “Hai teman-teman, hari ini Selasa tanggal 31-05-2011 mulai reading group Max Havelaar. Bagi adik-adik yang belum reading dari bab pertama (1) sekarang sudah dimulai. (Semangat reading group Max Havelaar)”. Kesan yang lain, “Teman-teman mulai hari ini reading group Max Havelaar dimulai lagi. Makanya teman-teman yang belum reading dari awal, ikut reading hari ini, OK…?” tulis Aliyudin.
Kawan Multatuli yang baik!
Pembacaan kali kedua ini jauh lebih pelan dari pembacaan pertama. Baru tamat setelah 78 pertemuan. Max Havelaar dibaca 2 tahun 3 bulan. Novel Max Havelaar terbitan Narasi yang kami baca tebalnya 396 halaman. Pertemuan ke-78 dilaksanakan pada hari Rabu, 21 Agustus 2013. Pertemuan penghabisan kali ini yang mengisi buku merah ada 20 peserta. Amsor, Irman, Sujana, Siti Nurasiyah, Saep, Yeni, Mamay, Rini, Samnah, Rita, Pameng, Yani, Resti, Susanti, Sumyati, Idayanti, Iis Dahlia, Sadah Padilah, Rukanah, dan Elis.
Sujana mengabarkan khatam kedua ini dengan menulis, “Teman-teman, hari ini kita namatkan Buku MAX HAVELAAR”. Sementara Rita menulis kesannya, “Riding (maksudnya: Reading) Max Havelaar menyenangkan sekali.” Ya, banyak anak-anak baru sekarang ini. Mereka masih ada yang belajar menulis. Maka tidak mengherankan jika di buku merah banyak tulisan pemula anak-anak Taman Baca Multatuli. Mereka memulai menyampaikan kesan dan pesan di buku merah. Buku merah yang ketiga. Buku merah berisi kesan dan pesan selama reading group berlangsung. Kini buku yang diisi merupakan buku ketiga. Warnanya sama sejak dari yang pertama: merah.
Anak-anak Ciseel yang pertama kali mengikuti reading group Max Havelaar sudah menamatkan sekolah menangah atas. Mereka lulus SMA Juli tahun 2013 ini. Kini di antara meraka ada yang sudah bekerja. Ada juga yang sudah menikah. Namun ada juga yang kuliah. Ketika mereka sesekali pulang ke Ciseel mereka main ke Taman Baca Multatuli. Pulang. Ya, sebab selepas SMP sebagian besar mereka meninggalkan Ciseel. Mereka bersekolah di Ciminyak atau Cipanas. Jaraknya 10-24 km dari Ciseel. Dan tidak selalu pergi pulang setiap hari. Mereka tinggal di pondok-pondok sambil sekolah. Bagaimana yang bekerja. Mereka bekerja di ibu kota, Jakarta. Di musim pulang seperti lebaran. Mereka pulang kampung. Mereka yang menikah. Mereka tinggal di Ciseel.
Pembacaan Ketiga
Kawan Multatuli yang baik!
Tadi sore Kamis, 7 November 2013 reading group Max Havelaar pembacaan ketiga sudah memasuki pertemuan ketujuh. Sore tadi kami memulai membaca Bab 3 Max Havelaar dengan 35 peserta. Meskipun yang mengisi buku merah hanya 16 peserta. Pembacaan ketiga ini dimulai 11 September 2013.
Pertemuan pertama pembacaan ketiga dilaksanakan di sungai Ciminyak. Banyak anak yang ikut membaca untuk yang pertama kali ini. Mereka yang mengisi buku merah ada 35 peserta. Lebih banyak yang tidak mengisi daripada yang mengisi buku merah. Anak-anak senang sebab bisa sekalian mandi di sungai Ciminyak. Mereka membawa serta handuk. Anak-anak kecil gembira berenang di sungai. Sebelum dan setelah reading Max Havelaar mereka main air.
Pertemuan pertama sampai ketiga membaca Bab 1 Max Havelaar. Pertemuan keempat sampai keenam membaca Bab 2 Max Havelaar. Dan pertemuan ketujuh tadi sore memulai membaca Bab 3 Max Havelaar.
Kawan Multatuli yang baik!
Jika catatan ini tidak mewakili semua ekspresi anak-anak peserta reading group juga peserta tamu, itu tentu saja bukan karena kurangnya perhatian saya. Namun karena nanti akan saya sampaikan kepada kawan tentang kesan dari para tetamu. Selama empat tahun ini banyak yang juga datang ikut membaca. Di pembacaan kedua, khususnya. Ada kawan dari Italia, Carlo dan Maria. Ada dari DAAI TV. Mas Sapto, Mbak Nima Sirait, Mbak Vince Rumintang, Mas Danu, Mas Widodo. Ada dari Metro TV. Mas Bambang, Mas Budhi, Mbak Lala, Mas Bronto, Mbak Aisy, Mas Andy F Noya dan kru. Ada dari Bali TV. Mas Juli dan Mas Alex. Juga dari kawan-kawan Indonesia Mengajar. Ada Mas Subhan Ahmad yang berhasil menuntaskan tesisnya tentang reading group ini. Juga kawan lainnya, tentu! Hingga empat tahun ini, reading group tujuh kali tayang di televisi. Juga di beberapa media cetak dan online. Saya selalu bersyukur memiliki kawan-kawan baik. Terima kasih atas kebaikan kawan selama ini.
Dengan pengharapan atas tanggapan yang baik dan jujur, saya menerangkan kondisi reading group di Taman Baca Multatuli ini. Semoga Tuhan memberikan kesempatan kepada saya untuk meneruskan kehidupan reading group ini.
Ciseel, 8 November 2013 pkl. 01.35
Salam Multatuli,
Salam Reading Group,
Ubaidilah Muchtar
Pemandu reading group Max Havelaar
Empat Tahun Taman Baca Multatuli
Saya senang kembali bertemu dengan kawan-kawan. Saya ingin menyampaikan kabar bahwa 10 November 2013 ini tepat empat tahun Taman Baca Multatuli. Saya mengunjungi kawan-kawan saat ini dengan tujuan untuk menyampaikan kabar gembira. Saya yakin kawan-kawan dalam keadaan tenteram dan saya ingin menggunakan kebaikan kawan-kawan, dengan tujuan untuk mengungkapkan kabar gembira ini.
Empat tahun waktu yang sebentar. Rasanya baru saja dimulai. Baru empat hari yang lalu. Padahal sudah empat tahun. Ya, empat tahun! Empat tahun sejak pertama kali membawa kotak plastik berisi beberapa buku dan majalah untuk anak-anak Ciseel. Empat tahun sejak pertama kali meminta dibuatkan sebuah rak kayu. Rak kayu yang akhirnya selesai dibuat oleh Pak RT Sarip. Pak RT yang kemudian rumahnya digunakan sebagai tempat berkumpul anak-anak Ciseel.
Saya tidak dapat memberikan banyak keterangan tentang rumah yang pertama kami tinggali ini, dan juga tentang Pak RT Sarip yang rumahnya kami kontrak, tapi itu bukan alasan saya tidak menjelaskannya lebih jauh yang berkenaan dengan empat tahun Taman Baca Multatuli.
Karena sudah menjadi kewajiban saya untuk berucap terima kasih atas segala bantuan dan semangat yang diberikan Pak RT selama ini. Saya memutuskan untuk mengabarkan satu hal saja di empat tahun Taman Baca Multatuli ini, saya ingin mengabarkan sesuatu yang, saya yakin, dapat menjadi kebahagiaan saya juga kawan-kawan. Apa itu? Ya, reading group.
Reading group! Sejak pertama kali berdiri aktivitas ini yang menjadi bagian dari Taman Baca Multatuli. Mungkin tidak sejak pertama sebenarnya sebab reading group baru dimulai empat bulan setelah pertama kali kedatangan buku ke Ciseel. Namun reading group yang membuat Taman Baca Multatuli dapat hadir hingga saat ini, salah satunya.
Pembacaan Pertama
Reading group Max Havelaar pertama kali dilaksanakan hari Selasa, 23 Maret 2010 dengan 17 peserta. Di pertemuan pertama itu ada Rohanah, Anisah, Siti Nurhalimah, Pendi, Pepen, Coni, Sumi, Pipih Suyati, Siti Alfiah, Nurdiyanta, Mano Hidayat, Aliyudin, Sujatna, Sanadi, Fahruroji, Dedi Kala, dan Maman S.
Di pertemuan pertama tidak ada satu pun yang menggunakan istilah reading group. Tentu, belum melekat di telinga anak-anak. Atau mungkin istilahnya yang belum disampaikan. Semua anak-anak dalam kesan dan pesan di buku merah menulis dengan ungkapan, membaca. Perhatikan tulisan kesan dan pesan mereka.
Rohanah menulis, “Rajin-rajin belajar membaca!”. “Teman-teman, ayo, kita membaca buku cerita,” tulis Anisah. Sementara Siti Nurhalimah menulis, “Baca Multatuli, yuk!” Pendi mengingatkan temannya agar jangan bercanda, “teman-teman jangan bercanda, dong!”. Lain lagi Pepen dan Coni, mereka mengingatkan agar menjaga buku. Siti Alfiah, Pipih, dan Sumi hampir senada mengajak untuk membaca, “Teman-teman, jangan lupa membaca di Taman Baca Multatuli!”
Istilah reading group baru muncul pertama kali di pertemuan ketiga, Selasa, 6 April 2010. Aliyudin menulis, “Teman-teman jangan lupa ya kalau hari Selasa ke Taman Baca Multatuli ikutan reading Grofs.” Reading Grofs yang dimaksud tentunya, reading group. Sementara judul novel mulai terlihat di pertemuan keempat. Dedi Kala yang pertema kali menulis Max Havelaar. Dedi Kala menulis Max Havelaar dengan kurang ‘a’ di kata Havelaar. Berikut kesan dan pesan yang ditulis Dedi Kala, “Teman-teman jangan lupa baca buku Max Havelar. Dan baca bukunya jangan sambil ribut karena kalaw baca buku cerita dengan ribut nanti tida nyaman tau.”
Melaju ke pertemuan kedua. Pertemuan kedua dilaksanakan hari Selasa, 30 Maret 2010 dengan 10 peserta. Di buku catatan kesan dan pesan mengikuti reading group terdapat nama-nama: Anisah, Maman, Dedi Kala, Siti Alfiah, Siti Nurajijah, Mariah, Sumi, Pipih Suyati, Adien, dan DH. Rahman. Selanjutnya pertemuan ketiga hari Selasa, 6 April 2010 dengan 8 peserta. Pertemuan keempat, 12 April 2010 dengan 11 peserta. Hingga ke pertemuan ke-37.
Pertemuan ke-37 adalah pertemuan terakhir pembacaan pertama. Di buku catatan kesan dan pesan reading group tertulis: Senin, 21 Februari 2011. Tercatat ada 32 peserta yang mengisi buku merah ini. Ketiga puluh dua anak yang mengisi di buku merah, yaitu: Elis, Rukanah, Sadah Padilah, Ucu Suhernah, Mariam, Herti, Oom, Suryati, Suarsih, Suha, Dedi Kala, Herman, Irman, Tomi, Yani, Dede, Ano, Sujatna, Unang, Sumyati, Samnah, Azis, Cecep, Sanadi, Radi, Mariah, Aliyudin, Siti Nurajijah, Pipih Suyati, Nuraenun, Rohanah, dan Nuraeni.
Saya pilihkan tiga kesan dari Pipih Suyati, Aliyudin, dan Nuraenun. Pipih Suyati menulis, “Pada hari Senin tgl 21.02.2011 yaitu terakhir kami reading Multatuli. Selama beberapa bulan kami membaca Multatuli, akhirnya selesai juga pada hari Senin ini.” Sementara Aliyudin menuliskan kesannya seperti ini, “Di akhir cerita Max Havelaar ngomong bahwa Max Havelaar itu adalah Multatuli. Kata Max Havelaar, ‘Ya, saya Multatuli (yang telah banyak menunjukan) mengangkat pena!’. Dan di akhir atau menyelesaikan dan namatkan saya dan teman-teman bersama Pak Ubai di Taman Baca Multatuli kami makan bersama”. Bagaimana kesan Nuraenun. Ini dia kesannya, “Teman-teman, reading Multatuli akhirnya selesai juga ya.”
Kawan Multatuli yang baik!
Selama pembacaan pertama ini ada beberapa kawan yang ikut serta. Ada Mas Sigit Susanto yang ikut reading Max Havelaar di pertemuan ketujuh. Pertemuan ketujuh dilaksanakan hari Jumat, 7 Mei 2010. Juga ada Mas Suyo Wibowo dan Mas Pram yang ikut reading Max Havelaar di pertemuan ke-12 hari Selasa, 8 Juni 2010.
Pembacaan Kedua
Kawan Multatuli yang baik!
Sebelum melanjutkan reading group Max Havelaar, saya ingin berbagi tentang reading group novelet Saija. Novelet Saija bahasa Sunda. Sehari setelah menamatkan Max Havelaar untuk pertama kali, reading group Saija dimulai. Selasa, 22 Februari 2011 dengan 19 peserta. Di dalam catatan tertera nama-nama: Cecep, Radi, Mariah, Suhendar, Unang, Herman, Sujana, Sadah Padilah, Rukanah, Elah Hayati, Ucu Suhernah, Mamay, Mariam, Suarsih, Nuraeni, Suryati, Oom, Suha, dan Pipih Suyati.
Saya sampaikan untuk Anda pembaca tiga kesan dari Radi, Sadah, dan Suryati di pertemuan perdana reading group novelet Saija bahasa Sunda. Ini dia kesan mereka. Radi menulis, “Teman-teman, kita kan sudah tamat Max Havelaar. Kita tinggal akan membahas SAIJAH.” Sedangkan Sadah memberikan kesannya seperti berikut, “Teman-teman, yuk…… reading tentang Saijah…. Bahasa Sunda seru dan asyik loh..!” Sementara Suryati menulis, “Hai teman-teman, mau ikut reading Saijah. Tapi sekarang kembali dari awal membacanya. Soalnya novel Multatuli sudah selesai.”
Reading group Saija pembacaan pertama ditamatkan dalam tujuh kali pertemuan. Mulai membaca 22 Februari dan tamat 12 April 2011. Di pertemuan ketujuh yang mengisi buku merah ada 21 peserta. Pipih menulis, “Alhamdulillah, akhirnya selesai juga cerita Saija Adinda.”
Hingga saat ini pembacaan Saija sudah mengulang untuk yang keempat kali. Pembacaan pertama 22 Februari -12 April 2011. Pembacaan kedua, 19 Januari-2 Oktober 2012. Sepuluh pertemuan. Pembacaan ketiga dimulai pada 8 November 2012 dan tamat 30 Mei 2013 dengan sebelas pertemuan. Saat ini sedang membaca yang keempat kali dimulai sejak 5 September 2013.
Baik, kita melaju reading group Max Havelaar kali kedua. Reading Group Max Havelaar pembacaan kedua dimulai Selasa, 31 Mei 2011. Pertemuan perdana pembacaan kedua yang mengisi buku merah tercatat ada 21 peserta. Kedua puluh satu peserta tersebut, yaitu Nuraenun, Sujana, Radi, Irman, Oom, Unang, Rukanah, Sadah, Suarsih, Suha, Elah Hayati, Sangsang, Asep, Ano Sumarna, Yani, Sanadi, Sujatna, Mariah, Rohanah, Nurdiyanta, dan Aliyudin.
Yani menulis di buku merah, “Hai teman-teman, hari ini Selasa tanggal 31-05-2011 mulai reading group Max Havelaar. Bagi adik-adik yang belum reading dari bab pertama (1) sekarang sudah dimulai. (Semangat reading group Max Havelaar)”. Kesan yang lain, “Teman-teman mulai hari ini reading group Max Havelaar dimulai lagi. Makanya teman-teman yang belum reading dari awal, ikut reading hari ini, OK…?” tulis Aliyudin.
Kawan Multatuli yang baik!
Pembacaan kali kedua ini jauh lebih pelan dari pembacaan pertama. Baru tamat setelah 78 pertemuan. Max Havelaar dibaca 2 tahun 3 bulan. Novel Max Havelaar terbitan Narasi yang kami baca tebalnya 396 halaman. Pertemuan ke-78 dilaksanakan pada hari Rabu, 21 Agustus 2013. Pertemuan penghabisan kali ini yang mengisi buku merah ada 20 peserta. Amsor, Irman, Sujana, Siti Nurasiyah, Saep, Yeni, Mamay, Rini, Samnah, Rita, Pameng, Yani, Resti, Susanti, Sumyati, Idayanti, Iis Dahlia, Sadah Padilah, Rukanah, dan Elis.
Sujana mengabarkan khatam kedua ini dengan menulis, “Teman-teman, hari ini kita namatkan Buku MAX HAVELAAR”. Sementara Rita menulis kesannya, “Riding (maksudnya: Reading) Max Havelaar menyenangkan sekali.” Ya, banyak anak-anak baru sekarang ini. Mereka masih ada yang belajar menulis. Maka tidak mengherankan jika di buku merah banyak tulisan pemula anak-anak Taman Baca Multatuli. Mereka memulai menyampaikan kesan dan pesan di buku merah. Buku merah yang ketiga. Buku merah berisi kesan dan pesan selama reading group berlangsung. Kini buku yang diisi merupakan buku ketiga. Warnanya sama sejak dari yang pertama: merah.
Anak-anak Ciseel yang pertama kali mengikuti reading group Max Havelaar sudah menamatkan sekolah menangah atas. Mereka lulus SMA Juli tahun 2013 ini. Kini di antara meraka ada yang sudah bekerja. Ada juga yang sudah menikah. Namun ada juga yang kuliah. Ketika mereka sesekali pulang ke Ciseel mereka main ke Taman Baca Multatuli. Pulang. Ya, sebab selepas SMP sebagian besar mereka meninggalkan Ciseel. Mereka bersekolah di Ciminyak atau Cipanas. Jaraknya 10-24 km dari Ciseel. Dan tidak selalu pergi pulang setiap hari. Mereka tinggal di pondok-pondok sambil sekolah. Bagaimana yang bekerja. Mereka bekerja di ibu kota, Jakarta. Di musim pulang seperti lebaran. Mereka pulang kampung. Mereka yang menikah. Mereka tinggal di Ciseel.
Pembacaan Ketiga
Kawan Multatuli yang baik!
Tadi sore Kamis, 7 November 2013 reading group Max Havelaar pembacaan ketiga sudah memasuki pertemuan ketujuh. Sore tadi kami memulai membaca Bab 3 Max Havelaar dengan 35 peserta. Meskipun yang mengisi buku merah hanya 16 peserta. Pembacaan ketiga ini dimulai 11 September 2013.
Pertemuan pertama pembacaan ketiga dilaksanakan di sungai Ciminyak. Banyak anak yang ikut membaca untuk yang pertama kali ini. Mereka yang mengisi buku merah ada 35 peserta. Lebih banyak yang tidak mengisi daripada yang mengisi buku merah. Anak-anak senang sebab bisa sekalian mandi di sungai Ciminyak. Mereka membawa serta handuk. Anak-anak kecil gembira berenang di sungai. Sebelum dan setelah reading Max Havelaar mereka main air.
Pertemuan pertama sampai ketiga membaca Bab 1 Max Havelaar. Pertemuan keempat sampai keenam membaca Bab 2 Max Havelaar. Dan pertemuan ketujuh tadi sore memulai membaca Bab 3 Max Havelaar.
Kawan Multatuli yang baik!
Jika catatan ini tidak mewakili semua ekspresi anak-anak peserta reading group juga peserta tamu, itu tentu saja bukan karena kurangnya perhatian saya. Namun karena nanti akan saya sampaikan kepada kawan tentang kesan dari para tetamu. Selama empat tahun ini banyak yang juga datang ikut membaca. Di pembacaan kedua, khususnya. Ada kawan dari Italia, Carlo dan Maria. Ada dari DAAI TV. Mas Sapto, Mbak Nima Sirait, Mbak Vince Rumintang, Mas Danu, Mas Widodo. Ada dari Metro TV. Mas Bambang, Mas Budhi, Mbak Lala, Mas Bronto, Mbak Aisy, Mas Andy F Noya dan kru. Ada dari Bali TV. Mas Juli dan Mas Alex. Juga dari kawan-kawan Indonesia Mengajar. Ada Mas Subhan Ahmad yang berhasil menuntaskan tesisnya tentang reading group ini. Juga kawan lainnya, tentu! Hingga empat tahun ini, reading group tujuh kali tayang di televisi. Juga di beberapa media cetak dan online. Saya selalu bersyukur memiliki kawan-kawan baik. Terima kasih atas kebaikan kawan selama ini.
Dengan pengharapan atas tanggapan yang baik dan jujur, saya menerangkan kondisi reading group di Taman Baca Multatuli ini. Semoga Tuhan memberikan kesempatan kepada saya untuk meneruskan kehidupan reading group ini.
Ciseel, 8 November 2013 pkl. 01.35
Salam Multatuli,
Salam Reading Group,
Ubaidilah Muchtar
Pemandu reading group Max Havelaar
Empat Tahun Taman Baca Multatuli
0 komentar:
Post a Comment