728x90 AdSpace

  • Latest News

    17 August 2012

    Sajak Saijah untuk Adinda



    Aku tidak tahu di mana aku akan mati.
    Aku pernah melihat laut lepas di Pantai Selatan, ketika aku di
    sana membuat garam bersama ayahku;
    Jika aku mati di lautan, dan mereka membuang jasadku ke air dalam, hiu-hiu akan datang.
    Mereka akan berenang mengelilingi mayatku, dan bertanya:
    “Yang mana dari kami sebaiknya menelan tubuh ini, yang tenggelam ke dalam air?”—
    Aku tidak akan dengar.

    Aku tidak tahu di mana aku akan mati.
    Aku pernah melihat rumah Pak Ansu yang terbakar, yang telah dia bakar sendiri karena dia sudah gila.
    Jika aku mati dalam rumah yang terbakar itu, kayu yang membara aku terjatuh ke mayatku,
    Dan di luar rumah aka nada orang-orang yang berteriak dengan nyaring, sambil melemparkan air untuk memadamkan api.
    Aku tidak akan dengar.

    Aku tidak tahu di mana aku akan mati.
    Aku pernah melihat Si Unah kecil jatuh dari pohon kelapa, ketika dia sedang memetik sebuah kelapa untuk ibunya.
    Jika aku mati dari pohon kelapa, aku akan terbaring mati di kaki pohon, di semak-semak, seperti Si Unah.
    Ibu tidak akan menangisiku, karena dia sudah meninggal. Tetapi yang lainnya akan menangis dengan suara nyaring: “Lihat, di sana terbaring Saijah!”
    Aku tidak akan dengar.

    Aku tidak tahu di mana aku akan mati.
    Aku pernah melihat jasad Pak Lisu, yang meninggal karena umur tua, karena rambutnya berwarna putih.
    Jika aku mati karena umur tua, dengan rambut putih, para wanita yang berduka akan berdiri mengitari jasadku.
    Dan mereka akan meretap dengan nyaring, seperti para wanita yang berduka mengelilingi jasad Pak Lisu. Dan para cucu juga akan menangis, sangat nyaring—
    Aku tidak akan dengar.

    Aku tidak tahu di mana aku akan mati.
    Aku sudah melihat banyak orang di Badur mati. Mereka dibungkus dengan kain putih, dan dikubur dalam tanah.
    Jika aku mati di Badur, dan mereka menguburku di luar desa, di sebelah Timur di balik bukit, di mana rerumputan begitu tinggi,
    Ketika Adinda melewati jalan itu, dan keliman sarungnya dengan lembut akan menyapu rumput yang dilewati…
    Maka aku akan dengar.

    • Blogger Comments
    • Facebook Comments

    0 komentar:

    Post a Comment

    Item Reviewed: Sajak Saijah untuk Adinda Rating: 5 Reviewed By: mh ubaidilah
    Scroll to Top