Oleh Ubaidilah Muchtar
Kata
Kawan #3 tentang
Ciseel Day. Kegiatan tahunan di Taman
Baca Multatuli. Di Kampung Ciseel, Desa Sobang, Kec. Sobang, Kab. Lebak,
Banten. 50 Km dari Rangkasbitung. Ciseel
Day 3 di tahun 2013. Dilaksanakan pada tanggal 27-28 April 2013.
Sabtu-Minggu harinya. Drama Saijah Adinda, Penanganan Gigitan Ular (Komunitas
Sioux), Kosidah, Gondang, dan Pegi Ke Badui Luar (Kaduketug, Balimbing,
Gajebo).
Kawan Komunitas Sioux, pencinta ular dari Jakarta datang di Ciseel Day 3 ini. Ini kata mereka juga
kata mereka yang datang. Kata Kawan #3.
Mas Kisoet Sioux menulis,
“Yayasan Sioux Ular Indonesia. Waspada, tapi jangan dibunuh!” Kemudian, www.ularindonesia.com, tulis Jabrix Sioux,
“senyum lugumu tak tergantikan, Taman Baca Multatuli,” lanjutnya. Sementara Mas
Koetoe Sioux menulis, “Semangat kalian adalah inspirasi buat kami. Tetaplah
tersenyum untuk dunia J.”
Terakhir Mas Andi Sioux, “Tetap berani bermimpi,” tulisnya.
Ada kawan-kawan Pengajar Muda
(PM) dari program Indonesia Mengajar. Ini kawan-kawan IM yang ada di Kabupaten
Lebak. Terima kasih ya sudah datang. Ada Mas Fandy, Mas Agung, Mbak Ite, dan
Mbak Devita.
Mas Fandy Ahmad menulis, “Menikung
masuk tak harus lurus!”
“Menyadari bahwa kami tak
berjalan sendiri. Kita berjalan di jalan yang sama,” tulis Mas Agung. Agung
Hari Cahyono.
Mbak Ite, lengkapnya Mbak Irma Latifah
Sihite. Mbak Ite membaca satu puisi malam itu. Mbak Ite menulis, “Menggugah!”
“Semangat itu,” katanya, “menular seperti
gravitasi,” tulis Mbak Devita. “Ia menarik apapun di sekitarnya. Semakin banyak
kita tahu, sesungguhnya kita tidak tahu apa-apa,” masih tulis Mbak Devita
Anggraini.
Ada Mas Erlang. Mas Erlang setiap
tahunnya bersama kawan yang berbeda. Setelah Mbak Ade dan Mas Adi. Tahun ketiga
ini, ia bersama Mas Andes. Mas Andes atau Andes Yuliadi Saputra menulis,
“Pertama dan bukan yang terakhir. Rumah yang membukakan mata hati.”
“Rumah baru dan lebih terang,
dengan perjalanan yang sama menegangkan.” Tulis Mas Erlang. Oh ya, di tahun
ketiga ini sudah ada rumah baru. Tidak lagi di rumah Kang Sarif.
Di tahun ketiga, Mas Sigit dan
berdua saja dengan Mas Tommas.
Mas Sigit mencatat, “Menikmati
rumah mungil yang indah & penuh dinamika.”
Mas Tommas menulis agak panjang.
Ini tulisnya, “Selalu ada hal baru di Ciseel, dan selalu ada keterikatan emosi
dengan anak-anak Ciseel. Selamat menjelajah dunia melalui taman baca!
(Membacalah maka engkau akan mendapati satu hari yang berharga). Salam untuk:
Sumyati, Suryati, Mariah, Elah, Irman, Sangsang, Cecep, Pak Sarif, Kang Ubai,
dan kawan-kawan Kampung Ciseel.”
Ada Mas F. Rahardi juga bersama
ibu. Mas Rahardi penyair dan mantan pemred Majalah
Trubus. Mas Rahardi menulis, “Tidak seperti teman-teman yang kapok datang
lagi ke Ciseel, saya akan datang lagi.” Terima kasih Mas Rahardi. Semoga selalu
sehat. Juga untuk ibu.
Ada Mas Subhan Ahmad di tahun ketiga ini. Mas Subhan sedang menyelesaikan tesisnya tentang reading group. Ya, di sini! Di Taman Baca Multatuli. Oh ya, Ada istriku—Linda setiap
tahunnya. Tahun ketiga ini juga ada. Terima kasih, Nta. Terima kasih untuk
kawan Multatuli yang datang juga yang datang lewat hembus semangatnya. Salam.
0 komentar:
Post a Comment